Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2022

harta dan ilmu

Suatu malam dalam gelisah, aku mencoba mengalihkan rasa cemas ini dengan scrolling ig. lalu aku menemukan sebuah postingan yang bercerita tentang pernikahan sebagai ajang perdagangan. Akan kutulis ulang disini: ::: dalam sebuah web, seorang wanita menyatakan dengan umur, kecantikan, dan seleranya yang tinggi berharap menikah dengan pria kaya yang berpenghasilan minimal $500 ribu/tahun (setara dengan 7 M).Ia menyebut dirinya tidak matre, tapi sangat realistis. dijawablah oleh salah seorang investor profesional dengan jawaban yang gokil abiez. ia menilai bahwa menikah dengan wanita ini adalah keputusan yang buruk karena menurutnya pernikahan bagi wanita adalah pertukaran antara kecantikan dan uang. Kelihatan adil dan cukup wajar, tapi ada permasalahan fatal di sini. "kecantikan anda akan sirna, tapi uang saya tidak akan hilang tanpa alasan yang jelas penghasilan saya akan naik dari tahun ke tahun, tapi kecantikan tidak akan menambah. Dari sudut pandang ekonominya disebut bahwa ekon

Mengelola Emosi

 Teknologi ternyata beneran bisa menyatukan orang dari manapun ya. Seseru itu nyasar di kajian ibu-ibu Bremen. Cerita bahwa pasca menikah/kehidupan rumah tangga ngga melulu roman picisan. Tapi most of tentang bagaimana menumbuhkan rida, saling kerja sama bahkan saling bagi peran. Cerita tentang bagaimana temen-temen WNI di Jerman Utara terbagi menjadi 4 kelompok peran.  1. Pelajar yang isi pikiran terbagi dua gimana nyelesain tugas dan makan apa besok. eh juga mungkin ada yang pikir uang krn beasiswa ngga full coverage

best healing ever!

Mei 2022 menjadi bulan penuh syukur terlebih ditakdir akan rezeki dan kenikmatan beribadah menjadi tamu Allah, dambaan mukminin. Rupanya sangat amat menyenangkan berada di sana. Penuh ketenangan, air mata atas dosa yang ngga kunjung habis. Healing terbaik yang pernah aku lakukan, berserah, bermanja, bermunajat atas segala keresahan dan syukur segala takdir yang dijalani. Bahkan perjalanan panjang ini membuatku belajar langsung bagaimana muslim menjadi, bagaimana seharusnya saling menghormati dan menjaga sesama, jadi tau rukhsah/keringanan dalam musafir.  Menjadi newbie  Kukira perizinan sistem baru yang ketat, menjadi halangan. ternyata kuasa allah datang sejak niat itu tertanam dan rindu memuncak, atau bahkan Allah sudah mempersiapkan jauh sebelum aku lahir.  Pasrah pada kuasanya memang obat mujarab untuk dilakukan, Tawakkal [ v pasrah diri kepada kehendak Allah SWT; percaya dengan sepenuh hati kepada Allah SWT (dalam penderitaan dan sebagainya): habis akal baru -- sesudah berikhtiar

Toleransi yang tulus

Akhir-akhir ini merasa krisis toleransi, toleransi yang tulus. Toleransi yang bukan sekadar untuk membahagiakan hati orang lain. Namun toleransi yang ada hanyalah agar si objek bicara kemudian diam karena tak terbalas. Lagi nggak nutut mikir kenapa orang seperti bermuka banyak, di belakang memakan daging, di depan orang mengendus perhatian.  Sungguh benar adanya: "Hanya di dunia tempat mendengar percakapan yang sia-sia juga dusta" Aku rindu lingkungan toleransi tinggi nan tulus :<