Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2023

tiga semester

Dulu, dalam kajian tafsir bada subuh (yang tentu saja aku mengantuk dan berat menahannya). Buya Misbah ( allahu yarham ) selalu tegas untuk berperilaku amar ma'ruf nahi munkar. Bercerita tentang sifat munafiq bani Israil, bagaimana menjaga kesucian dan makan-minum yang halal sampai memberi PR yang menurutku sekarang masuk akal untuk diambil hikmahnya.  Dulu, saat Rohingya diusir dari tanahnya sendiri. Beliau berdiri terdepan melobi pemerintahan untuk membantu menampung dan merawat beberapa rombongan yang tiba berlayar di pesisir kenjeran. Tiga semester hidup di kamar itu memberi pelajaran bahwa: 1. Manusia tetaplah manusia. yang memiliki amarah sesaat. masalah usai juga bisa kembali bercanda dan usil 2. Melakukan hobi dan memliki goal  ( ghirah ) membuat diri bisa terukur untuk menjadi lebih baik 3. Mandi boleh dirapel sekali sehari untuk mnghemat air, wkwk lha 4. S kill bertahan hidup terasah: memasak -menanak nasi menggunakan dandang, ngulek bumbu porsi untuk 32 orang/day, mengay

Tentang Cinta dan Pengungkapan

  Dari kisah “Kepada Muinuddin Parwana” dalam buku Surat-Surat Rumi. Sebuah buku yang menghimpun surat yang ditulis oleh Rumi untuk banyak orang (para pejabat, amir, murid, sahabat, keluarga bahkan guru spiritualnya Syams Tabrizi). Rumi yang tak sungkan mengungkapkan cinta, nasihat, teguran bahkan meminta pertolongan kepada elite pemerintahan agar memperhatikan masyarakat kecil dan para darwis.  *** Ketika sedang duduk di dalam masjid, tiba-tiba ada seseorang yang berjalan dari arah pintu masjid. Salah seorang sahabat berkata kepada nabi, “Wahai Rasulullah, aku mencintai orang ini yang baru datang.” Rasulullah bersabda, “Berdirilah dan beritahu dia tentang rasa cinta itu.” Seandainya ada penyakit riya’ dalam mengungkapkan rasa cinta ini, niscaya (Rasulullah) manusia yang melihat hal-hal kecil di dalam semesta tidak akan mengeluarkan fatwa tentang perlunya memberitahu rasa cinta di hati. “Barang siapa mencintai seseorang maka ungkapkanlah” Begitulah, sang raja para amir adalah prib

Enam pesan "Sabtu Bersama Bapak"

  Well , kita ga bisa memilih karakter orang tua, saudara atau manusia yang hidup sama kita karena manusia dinamis. mereka berubah, tumbuh bersama pengalaman dan ritme yang telah dilewati. Tapi jangan berkepanjangan berekcil hati. Kita punya Allah, lho . yang Maha Hidup. yang Maha Mandiri (tidak memerlukan Makhluk). Dari karakter sekitar, kita bisa memahami, merespon dengan manusiawi, kita bisa ikhtiar membaca buku untuk meredam pikiran, menjawab pertanyaan-pertanyaan di kepala yang konyol bahkan serius dan kita bisa karena Allah ada. Oke, balik ke resume buku yang mau dibahas. Sabtu bersama bapak menjadi buku pilihan yang dipinjam di Perpustakaan provinsi, dua jam sebelum verifikasi lapangan. Dua jam banget karena perjalanan timur ke barat bakal menghabiskan waktu, jadi mari kita mencari hiburan. Buku ini bercerita tentang seorang Pria yang belajar mencari cinta, tentang seorang ibu yang membesarkan mereka dan seorang bapak yang menyiapkan value kehidupan untuk 2 anaknya, karena dia d

Koridor L (part 3)

 Jumat adalah momen yang tepat untuk nostalgia, makan siomay! happy sekaligus sedih karena hari ini ada perpisahan (sejenak) atasan yang mau pelatihan ke salah satu universitas idaman (semasa SMA). Bakal kesepian 2 pekan gaada karakter yang blak-blak an, songong, tapi mau belajar. wkwk, bye Mbak! Bejo selalu di sana. Jumat dengan kharismanya, membuatku belajar tentang : 1. "If you got something wrong, it means that your brain is growing" kalimat yang dipertik setelah diskusi sama atasan. Gara-gara masih nemu kesalahan pekerjaan yang dilakukan (secara tidak sadar). Mungkin kenapa kinerja manusia tuh ga bisa banget dibikin automatic macem mesin yang ada tombol on/off -nya. manusia tuh ada indera perasa yang kadang kalah sama logika, jadilah faktor human error  pasti ada walau regresinya ngga 0,99. Jadi apa yang bisa diperbaiki? reading , pahami dan validasi data ulang untuk kroscek kesimpulanmu bener apa engga. 2. Gara-gara mbaca ulang 'Sabtu bersama Bapak" sesekali