Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2021

Peluang di Ramadan

Hari ini puasa ke 14 Ramadan. Kabar baik aku mendapat kesempatan untuk beraktivitas di luar. Senang? Tentu! Pagi hari kembali hectic berkejaran bersama waktu dan kendaraan lain di sepanjang jalan. Tak lupa sesi berebut parkiran wkwk. Nggak deng, bukan senang karena itu.Senang karena bisa aktualisasi diri. Jadi berguna untuk orang yang lebih luas juga karena ada pemasukan buat tabungan :v Dari doa-doa yang selama ini kupinta, satu-persatu Allah menjawab dengan tepat. Jadi cuman mau ingetin diri untuk terus menghamba dan berbuat baik ke siapa pun karena dampaknya akan kembali ke diri sendiri. Peluang di bulan Ramadan ini, semoga menjadi jembatan apresiasi diri untuk terus berbenah, berdoa dan usaha untuk bisa gapai yang lebih baik hari ke hari. 

Belas Kasih

Di perjalanan menuju pasar tadi pagi, aku berfikir: Apakah belas kasih tumbuh linier seiring perannya dalam rumah tangga? Aku kini berperan sebagai anak yang mood swing nya butuh ganti batre berulang kali untuk dikondisikan. Aku membayangkan: Apakah nanti aku bisa memiliki value belas kasih sebesar ibu pada anaknya? sebesar bapak pada anaknya meski tak ditampakkan? Ibu pada anaknya yang peduli tanpa diminta. Ibu pada anaknya yang meskipun tidak suka makanan manis tetap masak masakan manis untuk hidangan tunggal. Ibu pada anaknya yang meskipun sudah 'menjadi orang' tetap saja menyiapkan bekal iftar. Bapak pada anakya yang berusaha mencukupi kebutuhan pangan-papan-sandang, Bapak pada anaknya yang telaten mengajari logika lapangan, Bapak pada anaknya dengan konsentrasi fisik 201%, Bapak dan Ibu pada anaknya yang berkorban waktu dan tenaga tanpa meminta balasan di masa depan. O, my lord. Bestow on them the mercy even as they cherised me in chilhood.   #EuforiaRamadan1442H

Menjadi Dermawan

Dermawan mampu menaikkan bounding pertemanan dan lebihnya seolah segala hal baim yang kita lakukan bisa kembali ke diri (dengan qadar-Nya). Aku teringat suatu hari saat tiba-tiba teman semasa kuliah menyapa lewat chat untuk menanyakan kebutuhannya. Pandemi memang merubah lebih dari satu-dua kebiasaan kita, salah satunya silaturahmi. Aku menjawab kebutuhannya disaat pelik menyusun jurnal. Oh, tunggu. Apakah ini juga salah satu cikal bakal prokastinasi menyerang sarafku? Apakah kalian pernah juga merasa bahwa membantu orang baru rasanya membuat lebih berenergi dari pada menyelesaikan pekerjaan sendiri? Lalu mendapat doa dan afirmasi positif  seolah batre di tubuh full 101%. Sama dong (hiks). Semoga prokastinasi ini bisa terobati dari waktu ke waktu.  Ada kekonyolanku saat diminta Icak untuk menemaninya berbelanja. Disaat yang bersamaan grafikku nggak berubah sesuai hipotesa. Tentu menyebalkan. dan lagi aku memenuhi ajakan teman untuk sedikit refresh diri dari kekesalan grafik. Tapi selam

Dari Ramadan ke Ramadan

Alhamdulillah, Ramadan is back . Rasanya patut sekali bersyukur untuk menikmati aktivitas di dalamnya. Rasa syukur terbesarku kini adalah melihat ibu-buya sehat dan kami bisa beraktivitas untuk mengejar berkah Ramadan bersama. Musim pandemi genap dua tahun membuat beberapa perubahan rutinitas. Dari yang menyiapkan segalanya sendiri (meminimalisir makanan instan dan tentu jajan di luar). Sampai mematuhi protokol kesehatan yang dibuat ibu untuk di rumah.  Aku sedang menikmati masa ini, mencoba banyak legowo untuk ulet mengambil hikmah. Hikmah bagaimana berkomunikasi untuk meminimalisir miss informasi, rajin mendengar sebelum berkomentar, dan tarik nafas panjang-panjang saat merasa capek untuk lanjut ke kegiatan selanjutnya. Aku mencoba enjoy dan santai. Sesantai nganggurin blog ini (baru check, ternyata tulisanku lebih banyak di draft dari pada publish , terlalu malu mengakui kebucinan dan kekonyolan di umur 26, haha). Oke, here am i . Menyisihkan waktu Ramadan untuk menulis di blog deng