Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2023

Intonasi

 Kenapa ya orang marah di sekitar ku rerata naikin intonasi? Kenapa tidak marah dengan nada datar atau tegas tanpa naikin volume. Mau 1 keluarga yang tutur katanya sopan dan santun ya rabb :')

Vaksin Covid-19

 Pandemi covid melanda di waktu yang tepat. Banyak hal yang bisa dipetik dan jadi campur rasa kalau diceritakan. Sedih, duka, hepi, bingung, saling bantu, saling berebut dan takdir lain yang diterima penuh dengan lapang dada.  Hari ini aku booster ke 2 , Pfizer full dosis. Pas luang bakal luceritakan gimana swab kali pertama untuk daftar kerja, drama masker menebak-nebak wajah orang, plan persiapan umrah (ngejar pfizer, konsul call center), dagangan banyak yang jemput bola, WFH, menyudahi kegiatan laboratorium, wisuda online dan apalagi ya. Banyak.  Booster ini dilakuin jam 9 an, baru kerasa nyeri di lengan ex suntik habis dhuhur. Lalu meriang magrib ini. Ditambah habis kehujanan. Bismillah sembuh,pamit tidur dulu habis minum sanmol 

Sawang-sinawang

Sawang-sinawang, bukan berati lama-lamaan melek buat menangin kompetesi yang kedip kalah. Apalagi saling pandang. Adalah pepatah jawa yang artinya membandingkan kehidupan orang ke manusia yang lain. Eh, tapi di edisi ini mau sawang orang lain. Hehe, untuk mensyukuri segala takdir dan menerima. Boleh kan? Hari ini, aku ga tau jika masih di pesantren apa juga maju di podium sebagai wisudawati Qur'an. Hehe, mau ngucapin selamat ke temen-temen Darul Qur'an angkatan 2016. Semoga Allah beri keberkahan al Qur'an, waktu dan kesehatan untuk terus lalar hafalan, bermanfaat buat umat dan pelan-pelan mengaplikasikan di kehidupan.  Realitanya hari ini, aku duduk di kantor. Ngoreksi dokumen. Apa kabar hafalan? Baru kemarin rasanya beneran ndandani sampe bisa dibaca lanyah. Ini pun karena coba metode lauh. Semoga komitmen ya.  Pas cerita ke ibu, belio jadi flash back sewaktu sambang aku dan mengingat nesuku "sampai kapan aku di sini". Endingnya ditakdir 1,5 tahun mondok. Hehe. A

Menafikkan

Menafikkan, menyangkal yang diadakan Ego ini memang harus dipendam dalam sungai Nyatanya malah muncul di permukaan Apalagi saat sendiri dan waktu luang menerpa Fikirku, aku bisa menyalurkan energi dengan melupakanmu Ingin kusampaikan bagaimana kagumku terbit Karena pertemuan itu Kau hadir dengan kaus hijaumu, menyemangati dan mengkritisi Aku terlalu lama bersembunyi sejak saat itu Namun kini, aku berdiri, meyakini untuk melepas angan ini pergi

Koridor L (part 2)

Part kedua ini mau nuangin cerita tentang gimana cara menjaga ekspektasi. Ekspektasi yang menurutku seremeh sapa-menyapa. Bagi kaum introver mungkin jauh sebelum bertemu kawan lama misal reuni, dia bakal nyiapin pertanyaan sederhana selain kabar. Rupanya, basa-basi jodoh-anak-karir tetap nomer satu di tepian otak manusia. Sudah bagus melist pertanyaan di notes HP. Eh, ternyata sewaktu ketemu yang seangkatan cuman dilewatin aja. Padahal sudah senyum, walau masker menghalangi. Huhu. (Lho, kok malah curhat).  Itu masih tentang ekspektasi di pertemuan singkat. Nah, lho. Gimana ngelola ekspetasi dipertemuan 24/7 sama orang yang itu-itu saja? Keluarga, partner kerja atau teman hidup misalnya? Harusnya sih lebih legowo ya karena sudah terbiasa, tangki  love language nya apa, treat dan tahu wataknya gimana. Tapi ya, namanya manusia. Ga bisa diharapkan lebih. Selaras sama dawuhnya sahabat Ali bin Abi Thalib  Aku sudah merasakan semua kepahitan hidup dan yang paling pahit adalah berharap pada ma

Koridor L (Part 1)

Hai, dua ribu tiga belas. Semoga secerah masa depan. Secerah matahari pagi yang malamnya hujan deras, seunik bunga matahari yang konon sekarang ngga selalu menghadap ke arah matahari. Awal dua ribu tiga belas ini, aku pernah menantang diri untuk menulis 30 hari bercerita. Tapi ya, begitulah masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya, ada bolongnya, ada magernya. Tidak konsisten dan komitmen. Menulis efektif? Apa itu, haha. Kadang sebel lo, kok aku masih sama saja dari tahun ke tahun, bersemangat di depan, layu dan guigur di tengah. menyedihkan. Ayo dong, berubah. Oke biar ngga buluk, mari dukung aku kembali terbiasa menulis blog selama 7 (tujuh) hari ke depan. Merekam jejak digital di blog, di edisi Koridor L. Sebuah tempat aku bertumbuh untuk mendengar, bekerja sama, bekerja sendiri, merenungi tingkah isi manusia yang gokil. Sebuah tempat yang jika salah diterwakan bersama seruangan, walau kadang juga nyebelin dan memalukan. terlebih untuk aku yang introvert semi ekstrovert, halah. Tem