Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2023

tiga semester

Dulu, dalam kajian tafsir bada subuh (yang tentu saja aku mengantuk dan berat menahannya). Buya Misbah ( allahu yarham ) selalu tegas untuk berperilaku amar ma'ruf nahi munkar. Bercerita tentang sifat munafiq bani Israil, bagaimana menjaga kesucian dan makan-minum yang halal sampai memberi PR yang menurutku sekarang masuk akal untuk diambil hikmahnya.  Dulu, saat Rohingya diusir dari tanahnya sendiri. Beliau berdiri terdepan melobi pemerintahan untuk membantu menampung dan merawat beberapa rombongan yang tiba berlayar di pesisir kenjeran. Tiga semester hidup di kamar itu memberi pelajaran bahwa: 1. Manusia tetaplah manusia. yang memiliki amarah sesaat. masalah usai juga bisa kembali bercanda dan usil 2. Melakukan hobi dan memliki goal  ( ghirah ) membuat diri bisa terukur untuk menjadi lebih baik 3. Mandi boleh dirapel sekali sehari untuk mnghemat air, wkwk lha 4. S kill bertahan hidup terasah: memasak -menanak nasi menggunakan dandang, ngulek bumbu porsi untuk 32 orang/day, mengay

Tentang Cinta dan Pengungkapan

  Dari kisah “Kepada Muinuddin Parwana” dalam buku Surat-Surat Rumi. Sebuah buku yang menghimpun surat yang ditulis oleh Rumi untuk banyak orang (para pejabat, amir, murid, sahabat, keluarga bahkan guru spiritualnya Syams Tabrizi). Rumi yang tak sungkan mengungkapkan cinta, nasihat, teguran bahkan meminta pertolongan kepada elite pemerintahan agar memperhatikan masyarakat kecil dan para darwis.  *** Ketika sedang duduk di dalam masjid, tiba-tiba ada seseorang yang berjalan dari arah pintu masjid. Salah seorang sahabat berkata kepada nabi, “Wahai Rasulullah, aku mencintai orang ini yang baru datang.” Rasulullah bersabda, “Berdirilah dan beritahu dia tentang rasa cinta itu.” Seandainya ada penyakit riya’ dalam mengungkapkan rasa cinta ini, niscaya (Rasulullah) manusia yang melihat hal-hal kecil di dalam semesta tidak akan mengeluarkan fatwa tentang perlunya memberitahu rasa cinta di hati. “Barang siapa mencintai seseorang maka ungkapkanlah” Begitulah, sang raja para amir adalah prib

Enam pesan "Sabtu Bersama Bapak"

  Well , kita ga bisa memilih karakter orang tua, saudara atau manusia yang hidup sama kita karena manusia dinamis. mereka berubah, tumbuh bersama pengalaman dan ritme yang telah dilewati. Tapi jangan berkepanjangan berekcil hati. Kita punya Allah, lho . yang Maha Hidup. yang Maha Mandiri (tidak memerlukan Makhluk). Dari karakter sekitar, kita bisa memahami, merespon dengan manusiawi, kita bisa ikhtiar membaca buku untuk meredam pikiran, menjawab pertanyaan-pertanyaan di kepala yang konyol bahkan serius dan kita bisa karena Allah ada. Oke, balik ke resume buku yang mau dibahas. Sabtu bersama bapak menjadi buku pilihan yang dipinjam di Perpustakaan provinsi, dua jam sebelum verifikasi lapangan. Dua jam banget karena perjalanan timur ke barat bakal menghabiskan waktu, jadi mari kita mencari hiburan. Buku ini bercerita tentang seorang Pria yang belajar mencari cinta, tentang seorang ibu yang membesarkan mereka dan seorang bapak yang menyiapkan value kehidupan untuk 2 anaknya, karena dia d

Koridor L (part 3)

 Jumat adalah momen yang tepat untuk nostalgia, makan siomay! happy sekaligus sedih karena hari ini ada perpisahan (sejenak) atasan yang mau pelatihan ke salah satu universitas idaman (semasa SMA). Bakal kesepian 2 pekan gaada karakter yang blak-blak an, songong, tapi mau belajar. wkwk, bye Mbak! Bejo selalu di sana. Jumat dengan kharismanya, membuatku belajar tentang : 1. "If you got something wrong, it means that your brain is growing" kalimat yang dipertik setelah diskusi sama atasan. Gara-gara masih nemu kesalahan pekerjaan yang dilakukan (secara tidak sadar). Mungkin kenapa kinerja manusia tuh ga bisa banget dibikin automatic macem mesin yang ada tombol on/off -nya. manusia tuh ada indera perasa yang kadang kalah sama logika, jadilah faktor human error  pasti ada walau regresinya ngga 0,99. Jadi apa yang bisa diperbaiki? reading , pahami dan validasi data ulang untuk kroscek kesimpulanmu bener apa engga. 2. Gara-gara mbaca ulang 'Sabtu bersama Bapak" sesekali

Jalan

Jika jalan tak memiliki ujung, mari kita membuat sebentang garis untuk memulai dan menyudahi. Jika sebentang garis tak mampu menyelesaikan ritme proses ini. mari berusaha membentuk pola dan menyerahkan pada Sang Kuasa. Jalan memang tak selalu rata, tapi kita percaya keadilan Sang Kuasa akan selalu menyertai. Jalan yang jauh jangan lupa bersujud. Jalan yang jauh jangan lupa menghamba. Terima kasih titik perjalanan hingga membentuk pola yang membuat aku ber "Oh, rupanya hikmah perjalanan ada di sini" atau mengucap "Alhamdulillahir rabbil alamin" dengan hati yang hadir pada Rabbi. Ilahi, anta maqsudi wa ridaka mathlubi.

Kepada siapa lagi

Kepada siapa lagi aku meminta Kepada siapa lagi pikiran ini bisa diredamkan untuk menjadi kepala yang dingin dan sikap yang tepat Kepada siapa lagi harapan ini diucap, dipanjatkan untuk mencapai tempatnya. Sebaik tempat dan waktu yang berhias bunga takdir Kepada siapa lagi syukur ini disebut Kepadamu Tuhanku. Perkenankan aku hadir mendekat dalam setiap malam.

mengenal diri sebelum mengenal pasangan

Liburan April kemarin ( literally sampai sekarang belum selese bacanyaa, argh) buku Mars and Venus on a Date, diceritakan bagaimana menemukan pasangan yang cocok. Buku karya pak John Gray, PhD menemaniku memahami diri dan belajar psikologi hubungan lawan jenis. Thank you, sir ! Walaupun beberapa hal tetap ada yang disaring, tapi ini cukup worthed buat yang sudah ada prinsip untuk mengelola hubungan dengan baik. Bagaimana bereaksi terhadap harapan untuk memperoleh apa yang kita butuhkan dan menguji diri, serta bagaimana terlibat dalam suatu hubungan panjang.  Di dalamnya belio cerita bagaimana tahapan berpacaran, pola-pola hubungan (yang bahkan cinta dan fisik saja tidak cukup, perlu komitmen, bukti untuk menghidupkan sisi terbaik dalam diri, keterampilan komunikasi, mandiri, berkembang menjadi pribadi yang matang dan mandiri , pengendalian spiritual dan emosional). Jodoh pun tak pernah sempurna. Mereka tidak memiliki semua yang tercantum di daftar kualitas ideal yang sudah ditulis.

Perbedaan Zakat dan Fidyah. Pastikan penerimanya tepat, ya!

  Ini kali pertama aku merasakan Ramadan di tanah rantau dengan peran sebagai bunda baru. Memang tidak mudah, terlebih cuaca yang ekstrim dan masa pemulihan yang harus dijalani sejak 40 hari nifasku selesai. Maka ramadan ini adalah fase kami (aku dan suami) belajar lebih gigih dan pandai mengambil sikap tepat untuk menjaga kesehatan keluarga kecil kami menggapai keberkahan Ramadan. Jika iftar di Semarang kami bisa menyantap mendoan dan teh wangi Naraya yang khas harumnya. Di sini, kami masih patut bersyukur bisa menikmati kolak nangka dan singkong yang bisa dibeli di De Haagse Markt, tak jauh dari flat kami. Pasar ini cukup lengkap menjual rempah-rempah india, cabai dari suriname bahkan ragam ikan, daging, bunga hingga karpet turki yang cantik.   Menelisik masa lalu, banyak hal yang memang harus disyukuri hingga titik ini. Kami hidup bercukupan dalam mengenyam pendidikan. Hal ini tak jauh dari kegigihan ayah dan ibu dalam menstabilkan keuangan keluarga dan cita-citanya bahwa keempat

Intonasi

 Kenapa ya orang marah di sekitar ku rerata naikin intonasi? Kenapa tidak marah dengan nada datar atau tegas tanpa naikin volume. Mau 1 keluarga yang tutur katanya sopan dan santun ya rabb :')

Vaksin Covid-19

 Pandemi covid melanda di waktu yang tepat. Banyak hal yang bisa dipetik dan jadi campur rasa kalau diceritakan. Sedih, duka, hepi, bingung, saling bantu, saling berebut dan takdir lain yang diterima penuh dengan lapang dada.  Hari ini aku booster ke 2 , Pfizer full dosis. Pas luang bakal luceritakan gimana swab kali pertama untuk daftar kerja, drama masker menebak-nebak wajah orang, plan persiapan umrah (ngejar pfizer, konsul call center), dagangan banyak yang jemput bola, WFH, menyudahi kegiatan laboratorium, wisuda online dan apalagi ya. Banyak.  Booster ini dilakuin jam 9 an, baru kerasa nyeri di lengan ex suntik habis dhuhur. Lalu meriang magrib ini. Ditambah habis kehujanan. Bismillah sembuh,pamit tidur dulu habis minum sanmol 

Sawang-sinawang

Sawang-sinawang, bukan berati lama-lamaan melek buat menangin kompetesi yang kedip kalah. Apalagi saling pandang. Adalah pepatah jawa yang artinya membandingkan kehidupan orang ke manusia yang lain. Eh, tapi di edisi ini mau sawang orang lain. Hehe, untuk mensyukuri segala takdir dan menerima. Boleh kan? Hari ini, aku ga tau jika masih di pesantren apa juga maju di podium sebagai wisudawati Qur'an. Hehe, mau ngucapin selamat ke temen-temen Darul Qur'an angkatan 2016. Semoga Allah beri keberkahan al Qur'an, waktu dan kesehatan untuk terus lalar hafalan, bermanfaat buat umat dan pelan-pelan mengaplikasikan di kehidupan.  Realitanya hari ini, aku duduk di kantor. Ngoreksi dokumen. Apa kabar hafalan? Baru kemarin rasanya beneran ndandani sampe bisa dibaca lanyah. Ini pun karena coba metode lauh. Semoga komitmen ya.  Pas cerita ke ibu, belio jadi flash back sewaktu sambang aku dan mengingat nesuku "sampai kapan aku di sini". Endingnya ditakdir 1,5 tahun mondok. Hehe. A

Menafikkan

Menafikkan, menyangkal yang diadakan Ego ini memang harus dipendam dalam sungai Nyatanya malah muncul di permukaan Apalagi saat sendiri dan waktu luang menerpa Fikirku, aku bisa menyalurkan energi dengan melupakanmu Ingin kusampaikan bagaimana kagumku terbit Karena pertemuan itu Kau hadir dengan kaus hijaumu, menyemangati dan mengkritisi Aku terlalu lama bersembunyi sejak saat itu Namun kini, aku berdiri, meyakini untuk melepas angan ini pergi

Koridor L (part 2)

Part kedua ini mau nuangin cerita tentang gimana cara menjaga ekspektasi. Ekspektasi yang menurutku seremeh sapa-menyapa. Bagi kaum introver mungkin jauh sebelum bertemu kawan lama misal reuni, dia bakal nyiapin pertanyaan sederhana selain kabar. Rupanya, basa-basi jodoh-anak-karir tetap nomer satu di tepian otak manusia. Sudah bagus melist pertanyaan di notes HP. Eh, ternyata sewaktu ketemu yang seangkatan cuman dilewatin aja. Padahal sudah senyum, walau masker menghalangi. Huhu. (Lho, kok malah curhat).  Itu masih tentang ekspektasi di pertemuan singkat. Nah, lho. Gimana ngelola ekspetasi dipertemuan 24/7 sama orang yang itu-itu saja? Keluarga, partner kerja atau teman hidup misalnya? Harusnya sih lebih legowo ya karena sudah terbiasa, tangki  love language nya apa, treat dan tahu wataknya gimana. Tapi ya, namanya manusia. Ga bisa diharapkan lebih. Selaras sama dawuhnya sahabat Ali bin Abi Thalib  Aku sudah merasakan semua kepahitan hidup dan yang paling pahit adalah berharap pada ma

Koridor L (Part 1)

Hai, dua ribu tiga belas. Semoga secerah masa depan. Secerah matahari pagi yang malamnya hujan deras, seunik bunga matahari yang konon sekarang ngga selalu menghadap ke arah matahari. Awal dua ribu tiga belas ini, aku pernah menantang diri untuk menulis 30 hari bercerita. Tapi ya, begitulah masih sama dengan tahun-tahun sebelumnya, ada bolongnya, ada magernya. Tidak konsisten dan komitmen. Menulis efektif? Apa itu, haha. Kadang sebel lo, kok aku masih sama saja dari tahun ke tahun, bersemangat di depan, layu dan guigur di tengah. menyedihkan. Ayo dong, berubah. Oke biar ngga buluk, mari dukung aku kembali terbiasa menulis blog selama 7 (tujuh) hari ke depan. Merekam jejak digital di blog, di edisi Koridor L. Sebuah tempat aku bertumbuh untuk mendengar, bekerja sama, bekerja sendiri, merenungi tingkah isi manusia yang gokil. Sebuah tempat yang jika salah diterwakan bersama seruangan, walau kadang juga nyebelin dan memalukan. terlebih untuk aku yang introvert semi ekstrovert, halah. Tem