Jika jalan tak memiliki ujung, mari kita membuat sebentang garis untuk memulai dan menyudahi. Jika sebentang garis tak mampu menyelesaikan ritme proses ini. mari berusaha membentuk pola dan menyerahkan pada Sang Kuasa. Jalan memang tak selalu rata, tapi kita percaya keadilan Sang Kuasa akan selalu menyertai. Jalan yang jauh jangan lupa bersujud. Jalan yang jauh jangan lupa menghamba. Terima kasih titik perjalanan hingga membentuk pola yang membuat aku ber "Oh, rupanya hikmah perjalanan ada di sini" atau mengucap "Alhamdulillahir rabbil alamin" dengan hati yang hadir pada Rabbi. Ilahi, anta maqsudi wa ridaka mathlubi.
Suatu malam dalam gelisah, aku mencoba mengalihkan rasa cemas ini dengan scrolling ig. lalu aku menemukan sebuah postingan yang bercerita tentang pernikahan sebagai ajang perdagangan. Akan kutulis ulang disini: ::: dalam sebuah web, seorang wanita menyatakan dengan umur, kecantikan, dan seleranya yang tinggi berharap menikah dengan pria kaya yang berpenghasilan minimal $500 ribu/tahun (setara dengan 7 M).Ia menyebut dirinya tidak matre, tapi sangat realistis. dijawablah oleh salah seorang investor profesional dengan jawaban yang gokil abiez. ia menilai bahwa menikah dengan wanita ini adalah keputusan yang buruk karena menurutnya pernikahan bagi wanita adalah pertukaran antara kecantikan dan uang. Kelihatan adil dan cukup wajar, tapi ada permasalahan fatal di sini. "kecantikan anda akan sirna, tapi uang saya tidak akan hilang tanpa alasan yang jelas penghasilan saya akan naik dari tahun ke tahun, tapi kecantikan tidak akan menambah. Dari sudut pandang ekonominya disebut bahwa ekon
Komentar
Posting Komentar