Ketika sedang duduk di dalam masjid, tiba-tiba ada seseorang
yang berjalan dari arah pintu masjid. Salah seorang sahabat berkata kepada
nabi, “Wahai Rasulullah, aku mencintai orang ini yang baru datang.” Rasulullah
bersabda, “Berdirilah dan beritahu dia tentang rasa cinta itu.” Seandainya ada
penyakit riya’ dalam mengungkapkan rasa cinta ini, niscaya (Rasulullah) manusia
yang melihat hal-hal kecil di dalam semesta tidak akan mengeluarkan fatwa
tentang perlunya memberitahu rasa cinta di hati. “Barang siapa mencintai
seseorang maka ungkapkanlah”
Begitulah, sang raja para amir adalah pribadi yang
mencintai Tuhan. Dengan kelembutan hati, kebajikan, dan perlindungannya
terhadap orang miskin, dia pun memberitahu rasa cintanya yang tulus kepada
Tuhan, Allah SWT. Suatu rasa yang semestinya tidak perlu diungkapkan. Akan tetapi, cintanya
itu menuntut untuk dikabarkan. Mengingat
budi pekertinya, kelembutan hatinya, kasih cinta dan sayangnya pada orang-orang
miskin tidak menjadi tabir penghalang dan hijab bagi sang raja amir untuk tetap
bersandar kepada Allah dan bertawakal kepadaNya, maka dia pun lupa akan
muslihat Tuhan.
Orang yang sekali saja bertawakal dan berusaha di bawah
naungan Tuhan maka dia tak lagi perlu berhati-hati dalam seratus ribu kali
usaha. Firaun memenggal kepala seratus ribu anak kecil yang tak berdosa dari
bani israel karena berhati-hati dan mengikuti arahan hasratnya. Barang siapa yang
memusuhi Tuhannya dalam keadaan lalai, Tuhan akan tetap memberinya ribuan macam
petunjuk. Begitulah orang yang pikirannya menutupi matanya. Seandainya dia
bersandar kepada Tuhan, niscaya Tuhan akan memancangkan pasak-pasak untuk
memperkuat kerajaannya dan melimpahkan cinta maupun kemasyhuran kepadanya,
seperti kerajaan Dawud dan Sulaiman.
Harapan utamanya adalah hendaknya raja para amir
mengistimewakan seorang hamba yang melakukan kesalahan. Fulan dengan pengampunan
dan kasih sayang, demi membahagiakan hati sang pemohon ini. hendaknya juga sang
raja bertawakal kepada Allah, dalam rangka menghapus segala macam keburukan
maupun mara bahaya. Supaya sang pemohon ini tidak berat permintaan.
Salah satu tanda kebahagiaan adalah ketika datang kemenangan
dan pertolongan pada seseorang maja dia segera mengalihkan kepada status
sebagai “murni anugerah dari Allah SWT”. Dia memandang kemenangan dan
pertolongan itu datang dari Allah, bukan dari hasil usaha dan keahliannya
sendiri. Semoga Allah melipatgandakan taufik ini, sehingga sang raja bisa
berjuang menghasilkan rida Allah dalam segala pemikirannya.
Penjual minyak akan mempromosikan apa yang ia tahu. Selebihnya adalah kuasa orang yang mendengarkan.
Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.
Komentar
Posting Komentar