Langsung ke konten utama

Tentang Cinta dan Pengungkapan

 

Dari kisah “Kepada Muinuddin Parwana” dalam buku Surat-Surat Rumi. Sebuah buku yang menghimpun surat yang ditulis oleh Rumi untuk banyak orang (para pejabat, amir, murid, sahabat, keluarga bahkan guru spiritualnya Syams Tabrizi). Rumi yang tak sungkan mengungkapkan cinta, nasihat, teguran bahkan meminta pertolongan kepada elite pemerintahan agar memperhatikan masyarakat kecil dan para darwis. 

***

Ketika sedang duduk di dalam masjid, tiba-tiba ada seseorang yang berjalan dari arah pintu masjid. Salah seorang sahabat berkata kepada nabi, “Wahai Rasulullah, aku mencintai orang ini yang baru datang.” Rasulullah bersabda, “Berdirilah dan beritahu dia tentang rasa cinta itu.” Seandainya ada penyakit riya’ dalam mengungkapkan rasa cinta ini, niscaya (Rasulullah) manusia yang melihat hal-hal kecil di dalam semesta tidak akan mengeluarkan fatwa tentang perlunya memberitahu rasa cinta di hati. “Barang siapa mencintai seseorang maka ungkapkanlah”

Begitulah, sang raja para amir adalah pribadi yang mencintai Tuhan. Dengan kelembutan hati, kebajikan, dan perlindungannya terhadap orang miskin, dia pun memberitahu rasa cintanya yang tulus kepada Tuhan, Allah SWT. Suatu rasa yang semestinya  tidak perlu diungkapkan. Akan tetapi, cintanya itu menuntut untuk dikabarkan.  Mengingat budi pekertinya, kelembutan hatinya, kasih cinta dan sayangnya pada orang-orang miskin tidak menjadi tabir penghalang dan hijab bagi sang raja amir untuk tetap bersandar kepada Allah dan bertawakal kepadaNya, maka dia pun lupa akan muslihat Tuhan.

Orang yang sekali saja bertawakal dan berusaha di bawah naungan Tuhan maka dia tak lagi perlu berhati-hati dalam seratus ribu kali usaha. Firaun memenggal kepala seratus ribu anak kecil yang tak berdosa dari bani israel karena berhati-hati dan mengikuti arahan hasratnya. Barang siapa yang memusuhi Tuhannya dalam keadaan lalai, Tuhan akan tetap memberinya ribuan macam petunjuk. Begitulah orang yang pikirannya menutupi matanya. Seandainya dia bersandar kepada Tuhan, niscaya Tuhan akan memancangkan pasak-pasak untuk memperkuat kerajaannya dan melimpahkan cinta maupun kemasyhuran kepadanya, seperti kerajaan Dawud dan Sulaiman.

Harapan utamanya adalah hendaknya raja para amir mengistimewakan seorang hamba yang melakukan kesalahan. Fulan dengan pengampunan dan kasih sayang, demi membahagiakan hati sang pemohon ini. hendaknya juga sang raja bertawakal kepada Allah, dalam rangka menghapus segala macam keburukan maupun mara bahaya. Supaya sang pemohon ini tidak berat permintaan.

Salah satu tanda kebahagiaan adalah ketika datang kemenangan dan pertolongan pada seseorang maja dia segera mengalihkan kepada status sebagai “murni anugerah dari Allah SWT”. Dia memandang kemenangan dan pertolongan itu datang dari Allah, bukan dari hasil usaha dan keahliannya sendiri. Semoga Allah melipatgandakan taufik ini, sehingga sang raja bisa berjuang menghasilkan rida Allah dalam segala pemikirannya.

Penjual minyak akan mempromosikan apa yang ia tahu. Selebihnya adalah kuasa orang yang mendengarkan.

 

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

 

***
Kisah di atas persis seperti beberapa celetukan/komentar ibu, DS, BEm, dokterM, Choti dan beberapa orang yang mungkin “sekedar” lewat di telinga tanpa direnungkan. Bahwa segala usaha yang kamu lakukan di dunia ini ngga akan ada yang sia atau bahkan jika berhasil itu memang kehendak Allah, fadhol Allah (pemberian Allah kepada hambaNya yang tidak butuh balasan makhlukNya). Bukan cuman sekedar karena strategi dan belajarmu. Sialah kamu yang belajar, bekerja, berpikir, berikhtiar tanpa bertawakal. Maka, yuk menyerahkan diri. Bukan hanya tentang asa dan visi kehidupan ini. Tapi juga tentang rasa suka yang mestinya ngga perlu disiram begini karena belum halal. Membaca buku ini dilakukan untuk mengasah sisi feminin diri dan menjadi lebih peka dalam menghamba dan bersosial. Bismillah, semoga tepat. 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

harta dan ilmu

Suatu malam dalam gelisah, aku mencoba mengalihkan rasa cemas ini dengan scrolling ig. lalu aku menemukan sebuah postingan yang bercerita tentang pernikahan sebagai ajang perdagangan. Akan kutulis ulang disini: ::: dalam sebuah web, seorang wanita menyatakan dengan umur, kecantikan, dan seleranya yang tinggi berharap menikah dengan pria kaya yang berpenghasilan minimal $500 ribu/tahun (setara dengan 7 M).Ia menyebut dirinya tidak matre, tapi sangat realistis. dijawablah oleh salah seorang investor profesional dengan jawaban yang gokil abiez. ia menilai bahwa menikah dengan wanita ini adalah keputusan yang buruk karena menurutnya pernikahan bagi wanita adalah pertukaran antara kecantikan dan uang. Kelihatan adil dan cukup wajar, tapi ada permasalahan fatal di sini. "kecantikan anda akan sirna, tapi uang saya tidak akan hilang tanpa alasan yang jelas penghasilan saya akan naik dari tahun ke tahun, tapi kecantikan tidak akan menambah. Dari sudut pandang ekonominya disebut bahwa ekon

Yang dicari dalam pernikahan

  Tulisan ini sengaja dibuat untuk mencoba menarik garis merah tentang apa yang aku cari pada sebuah pernikahan. Di bulan Syawal, beberapa teman maju ke tahap itu (pernikahan). Ada rasa penasaran yang ada di benak dan otakku, apakah aku akan sampai di titik itu: menikah-menggandeng-menggendong-belajar sepanjang peran istri dan ibu sampai bertemu Rasulullah dg ridha ortu dan suami. Bukan, aku meyakini jodoh-rejeki dan umur sudah ditulis. Aku mengimani qadha' dan qadar yang selalu kusebut dalam doa, bahkan curhatan ke Allah dan Rasul saat menghabiskan penatnya lampu merah Surabaya. mungkin tepatnya aku penasaran di titik apa nanti aku meninggal dunia. Semoga keturunan shalih-shalihahku bisa meneruskan amalan dan memuliakan yang telah diajarkan gurunya, aamiin. Menganalisa diri untuk merasa siap maju ke pernikahan berkali terevalusi. Ada yang nambah list kriteria, juga menghapus yang tidak urgent.  Rupanya memfokuskan diri untuk mendapatkan apa yang sebenarnya kucari, nggak ada habisn

mengenal diri sebelum mengenal pasangan

Liburan April kemarin ( literally sampai sekarang belum selese bacanyaa, argh) buku Mars and Venus on a Date, diceritakan bagaimana menemukan pasangan yang cocok. Buku karya pak John Gray, PhD menemaniku memahami diri dan belajar psikologi hubungan lawan jenis. Thank you, sir ! Walaupun beberapa hal tetap ada yang disaring, tapi ini cukup worthed buat yang sudah ada prinsip untuk mengelola hubungan dengan baik. Bagaimana bereaksi terhadap harapan untuk memperoleh apa yang kita butuhkan dan menguji diri, serta bagaimana terlibat dalam suatu hubungan panjang.  Di dalamnya belio cerita bagaimana tahapan berpacaran, pola-pola hubungan (yang bahkan cinta dan fisik saja tidak cukup, perlu komitmen, bukti untuk menghidupkan sisi terbaik dalam diri, keterampilan komunikasi, mandiri, berkembang menjadi pribadi yang matang dan mandiri , pengendalian spiritual dan emosional). Jodoh pun tak pernah sempurna. Mereka tidak memiliki semua yang tercantum di daftar kualitas ideal yang sudah ditulis.