Dermawan mampu menaikkan bounding pertemanan dan lebihnya seolah segala hal baim yang kita lakukan bisa kembali ke diri (dengan qadar-Nya). Aku teringat suatu hari saat tiba-tiba teman semasa kuliah menyapa lewat chat untuk menanyakan kebutuhannya. Pandemi memang merubah lebih dari satu-dua kebiasaan kita, salah satunya silaturahmi. Aku menjawab kebutuhannya disaat pelik menyusun jurnal. Oh, tunggu. Apakah ini juga salah satu cikal bakal prokastinasi menyerang sarafku? Apakah kalian pernah juga merasa bahwa membantu orang baru rasanya membuat lebih berenergi dari pada menyelesaikan pekerjaan sendiri? Lalu mendapat doa dan afirmasi positif seolah batre di tubuh full 101%. Sama dong (hiks). Semoga prokastinasi ini bisa terobati dari waktu ke waktu.
Ada kekonyolanku saat diminta Icak untuk menemaninya berbelanja. Disaat yang bersamaan grafikku nggak berubah sesuai hipotesa. Tentu menyebalkan. dan lagi aku memenuhi ajakan teman untuk sedikit refresh diri dari kekesalan grafik. Tapi selama Icak memilih barang yang menurutku buang duit, sepanjang itu pula aku cerewet ngerecokin untuk tidak membeli barang yang lucu menurut Icak. Sori ya Cak, jangan kapok mengajakku keliling mall, terlebih memanjakan mata meski sekedar lihat barang papan. Kau paling tahu kalau benda papan terlihat lebih menyejukkan dibanding sandang.
Strategi menjadi dermawan tak hanya dengan adanya kita bersamanya. Membantu orang berfikir menyelesaikan masalah, mendengarkan keluh kesahnya, memberi hadiah bahkan sekedar memaafkan dosa sebelum tidur mampu mengasah dermawan hati. Di bulan ini, semoga bisa menjadi lebih baik, dermawan dan membawa diri enjoy melewati umur.
#EuforiaRamadan1442H
Komentar
Posting Komentar