Akhir-akhir ini merasa krisis toleransi, toleransi yang tulus. Toleransi yang bukan sekadar untuk membahagiakan hati orang lain. Namun toleransi yang ada hanyalah agar si objek bicara kemudian diam karena tak terbalas. Lagi nggak nutut mikir kenapa orang seperti bermuka banyak, di belakang memakan daging, di depan orang mengendus perhatian. Sungguh benar adanya: "Hanya di dunia tempat mendengar percakapan yang sia-sia juga dusta" Aku rindu lingkungan toleransi tinggi nan tulus :<
Halo, perkenalkan. Saya Ida, Lulusan teknik yang sedang mencari jawaban dari pikiran up and down kehidupan. Selamat menjelajah laman ini. Semoga bermanfaat!