Akhir pekan ini selain menyibukkan diri dengan 3S (perancangan sistem pelayanan airminum,airlimbah dan drainase), susunan PKM juga harus segera diselesaikan agar bisa maju hingga PIMNAS *amin. dan sebelum saya beranjak untuk pergi tidur. lalu angan2 yang ada di otak kepala masih berkeliling dan menjadi bunga mimpi, boleh lah saya tuang disini. (abaikan)
Siang itu kami bertiga (R,F dan saya) pergi ke sebuah yayasan yang tak jauh dari kampus. YPAB (yayasan pendidikan anak buta). ugh mula nya rada kahawatir dengan segala pemandangan yang ada didalam. jujur, mungkin karena terlahir sebagai perempuan terakhir yang penuh kasih sayang keluarga,membuat saya pribadi nggak tega melihat kekurangan yang kasat mata (anak dengan ciri tersendiri). tapi disisi lain, kali pertama saya memasuki kompleks yayasan ini, saya sangat bersyukur dengan apa yang telah dikaruniakan dengan saya. Bertemu dengan sekumpulan tunanetra membuat saya sendiri belajar sabar untuk berkomunikasi. berbicara sedemikian rupa sehingga mudah dicerna oleh mereka. Sama halnya sekolah SMP-SMA lainnya mereka juga bercanda,belajar matapelajaran yang sama. Namun teknis penyampaian yang berbeda. Braile sebuah kunci yang mereka miliki untuk membuka jendela satu-persatu. kalau kita belajar di kelas sambil menggunakan kelima panca indera dengan maksimal - mereka menggunakan tangan,telingan dan mata hati untuk mencerna isi jendela. Pernah dengar apa itu braile - semacam kode baca-tulis yang digunakan tunanetra untuk belajar. istimewanya, setelah bertemu salah satu siswa disini, membuat saya tertantang untuk belajar bagaimana menggunakan braile. sekelumit hasil obrolan kami bersama guru, braile dibagi menjadi 2,yakni : barile positif (untuk membaca) dan braile negatif (untuk menulis). Printer Braile tak mudah ditemukan disurabaya-sama halnya dengan kertas braile. kertas ini secara fisik, sama dengan kertas HVS lainya namun tekstur nya berbeda ketika disentuh. tak hanya cara membaca dan menulis yang berbeda- saat mengeprint kertas braile akan ada petunjuknya tersendiri lho :D
mereka hidup sambil bergandeng tangan satu sama lain,bercengkrama dengan logat khas jawa,berjalan saling bergandeng, berbagi dan menyayangi :)
kehidupan sehari mereka sama seperti kita. bedanya adalah teknik mereka untuk meraih cita. So, bersyukurlah kita yang mempunyai mata dan fasilitas pendukung untuk meraih mimpi. maju semangat !
Siang itu kami bertiga (R,F dan saya) pergi ke sebuah yayasan yang tak jauh dari kampus. YPAB (yayasan pendidikan anak buta). ugh mula nya rada kahawatir dengan segala pemandangan yang ada didalam. jujur, mungkin karena terlahir sebagai perempuan terakhir yang penuh kasih sayang keluarga,membuat saya pribadi nggak tega melihat kekurangan yang kasat mata (anak dengan ciri tersendiri). tapi disisi lain, kali pertama saya memasuki kompleks yayasan ini, saya sangat bersyukur dengan apa yang telah dikaruniakan dengan saya. Bertemu dengan sekumpulan tunanetra membuat saya sendiri belajar sabar untuk berkomunikasi. berbicara sedemikian rupa sehingga mudah dicerna oleh mereka. Sama halnya sekolah SMP-SMA lainnya mereka juga bercanda,belajar matapelajaran yang sama. Namun teknis penyampaian yang berbeda. Braile sebuah kunci yang mereka miliki untuk membuka jendela satu-persatu. kalau kita belajar di kelas sambil menggunakan kelima panca indera dengan maksimal - mereka menggunakan tangan,telingan dan mata hati untuk mencerna isi jendela. Pernah dengar apa itu braile - semacam kode baca-tulis yang digunakan tunanetra untuk belajar. istimewanya, setelah bertemu salah satu siswa disini, membuat saya tertantang untuk belajar bagaimana menggunakan braile. sekelumit hasil obrolan kami bersama guru, braile dibagi menjadi 2,yakni : barile positif (untuk membaca) dan braile negatif (untuk menulis). Printer Braile tak mudah ditemukan disurabaya-sama halnya dengan kertas braile. kertas ini secara fisik, sama dengan kertas HVS lainya namun tekstur nya berbeda ketika disentuh. tak hanya cara membaca dan menulis yang berbeda- saat mengeprint kertas braile akan ada petunjuknya tersendiri lho :D
mereka hidup sambil bergandeng tangan satu sama lain,bercengkrama dengan logat khas jawa,berjalan saling bergandeng, berbagi dan menyayangi :)
kehidupan sehari mereka sama seperti kita. bedanya adalah teknik mereka untuk meraih cita. So, bersyukurlah kita yang mempunyai mata dan fasilitas pendukung untuk meraih mimpi. maju semangat !
Komentar
Posting Komentar