Langsung ke konten utama

sebelum ramadan

Weekend ini mendadak padat karena liburan yang gagal (gunung merapi siaga 2) terlanjur tuker piket sabtu, dan jaga CFD yang balik lagi 2x per bulan. Alhamdulillah cukup menikmati aktivitas yang ada walau jam tidur sedikit tidak terkendali. Ada beberapa hikmah/pesan dari pertemuan yang mesti ditulis untuk dimengerti di lain waktu (ditulis di 14 hari sebelum ramadan):

1. membaca ulang tulisan di buku doa membuat flashback apa saja yang sudah diikhtiarkan dan diijabah allah. bikin marem. semakin bersemangat menjalani hari. semoga tetep nulis walau kalimat yang disusun tidak efektif.

2. ikut kelas conversation di Nola ngga begitu buruk karena alhamdulillah nutut nisfu syaban di masjid deket rumah. Ketemu temen baru, lebih ke bersyukur lagi walau ngeluh monoton, seenggaknya ada skill yang terasah day by day to be better. dari pertemuan ini bukan jadi ambil how to practice english well tapi lebih ke tolerate dengerin orang telling story yang sempet sebel gara-gara ga on point. Atau jangan-jangan skill toleransiku yang rendah? hahaha 

3. dateng majelis hubabah Halimah Alaydrus walau sendirian dan sempet tidur di bawah panasnya lapangan golf yang hijau. jadi pengingat untuk terus datang ke Allah dengan hati yang merendah. walau penuh dosa, aib yang Allah maha tahu gimana aku hidup dengan takdir. datanglah dengan hati yang membutuhkan ampunan. terus nangis gara-gara kangen raudhah. Semoga Allah takdir kembali beribadah ke haramain. 

4. keep fighting beresin 1-1 dg tekun, ya. Waktu terus berputar dan gaisa pause/repeat macem video/podcast. 

5. dengerin dulu orang menjelaskan, baru timpali untuk diskusi. 

6. kadang orang hanya perlu didengar, jawab saja jika ditanya/diminta berargumen.

7. isi bensin sebelum pulang lebih baik dari pada pagi hari antri panjang.

8. dzikir, rawatib, doa adalah tameng. 

9. hargai orang dengan minimal senyum/sapa dan ucap "terima kasih" saat dibantu.

10. makanan salah satu pemersatu warga.

11. baca bahan untuk bercerita dengan kalimat yang lebih sederhana

12. 'ilmu ngeles kadang juga penting" wkwkwk

Komentar

Postingan populer dari blog ini

harta dan ilmu

Suatu malam dalam gelisah, aku mencoba mengalihkan rasa cemas ini dengan scrolling ig. lalu aku menemukan sebuah postingan yang bercerita tentang pernikahan sebagai ajang perdagangan. Akan kutulis ulang disini: ::: dalam sebuah web, seorang wanita menyatakan dengan umur, kecantikan, dan seleranya yang tinggi berharap menikah dengan pria kaya yang berpenghasilan minimal $500 ribu/tahun (setara dengan 7 M).Ia menyebut dirinya tidak matre, tapi sangat realistis. dijawablah oleh salah seorang investor profesional dengan jawaban yang gokil abiez. ia menilai bahwa menikah dengan wanita ini adalah keputusan yang buruk karena menurutnya pernikahan bagi wanita adalah pertukaran antara kecantikan dan uang. Kelihatan adil dan cukup wajar, tapi ada permasalahan fatal di sini. "kecantikan anda akan sirna, tapi uang saya tidak akan hilang tanpa alasan yang jelas penghasilan saya akan naik dari tahun ke tahun, tapi kecantikan tidak akan menambah. Dari sudut pandang ekonominya disebut bahwa ekon

Yang dicari dalam pernikahan

  Tulisan ini sengaja dibuat untuk mencoba menarik garis merah tentang apa yang aku cari pada sebuah pernikahan. Di bulan Syawal, beberapa teman maju ke tahap itu (pernikahan). Ada rasa penasaran yang ada di benak dan otakku, apakah aku akan sampai di titik itu: menikah-menggandeng-menggendong-belajar sepanjang peran istri dan ibu sampai bertemu Rasulullah dg ridha ortu dan suami. Bukan, aku meyakini jodoh-rejeki dan umur sudah ditulis. Aku mengimani qadha' dan qadar yang selalu kusebut dalam doa, bahkan curhatan ke Allah dan Rasul saat menghabiskan penatnya lampu merah Surabaya. mungkin tepatnya aku penasaran di titik apa nanti aku meninggal dunia. Semoga keturunan shalih-shalihahku bisa meneruskan amalan dan memuliakan yang telah diajarkan gurunya, aamiin. Menganalisa diri untuk merasa siap maju ke pernikahan berkali terevalusi. Ada yang nambah list kriteria, juga menghapus yang tidak urgent.  Rupanya memfokuskan diri untuk mendapatkan apa yang sebenarnya kucari, nggak ada habisn

mengenal diri sebelum mengenal pasangan

Liburan April kemarin ( literally sampai sekarang belum selese bacanyaa, argh) buku Mars and Venus on a Date, diceritakan bagaimana menemukan pasangan yang cocok. Buku karya pak John Gray, PhD menemaniku memahami diri dan belajar psikologi hubungan lawan jenis. Thank you, sir ! Walaupun beberapa hal tetap ada yang disaring, tapi ini cukup worthed buat yang sudah ada prinsip untuk mengelola hubungan dengan baik. Bagaimana bereaksi terhadap harapan untuk memperoleh apa yang kita butuhkan dan menguji diri, serta bagaimana terlibat dalam suatu hubungan panjang.  Di dalamnya belio cerita bagaimana tahapan berpacaran, pola-pola hubungan (yang bahkan cinta dan fisik saja tidak cukup, perlu komitmen, bukti untuk menghidupkan sisi terbaik dalam diri, keterampilan komunikasi, mandiri, berkembang menjadi pribadi yang matang dan mandiri , pengendalian spiritual dan emosional). Jodoh pun tak pernah sempurna. Mereka tidak memiliki semua yang tercantum di daftar kualitas ideal yang sudah ditulis.