Sambil nunggu ejurnal bisa login, aku berselancar di dunia maya. Sudah lama sih penasaran sama milist TL, yang katanya disana bisa tahu apa aja isu lingkungan yang ada diluar - diskusi2 kecil dan tentu lowongan kerja dari mbak mas. zet zet baca dan ada diskusi yang menggeliltikan hati buat diceritain ulang disini. Betul, tentang PUH Hujan. ceilah maklum lulus berkat matakuliah drainase membuat saya lebih peka sama desain got,kali, beserta bangunan pelengkapnya. pernah dulu sambil nyetir motor dari rumah ke kampus, ngitungin ada berapa saluran sekunder-primer, sok-sok an nebak n-manning di masing-masing salurannya, nebak jenis gorong-gorong dan kalo ketemu sama stasiun hujan, berdoa buat yang bikin alat itu. Wah fail deh imajinasi jadi kemana-mana.
back to the topic.
Ini secuil diskusi yang bikin ketawa di waktu subuh, dalam pembahasan city utilities di malaysia.
Kalian masih ingat PUH ndak? Itu lho rain period dalam
kuliah drainase? Intensitas hujan di SBY rasanya ndak
sampai 2000 mm, sedangkan K.Lumpur 2500 mm. Perhitungan
drainase & PUH di SBY saya rasa belum teruji, wong tiap
musim hujan SBY banjir terus. Sedangkan dalam tugas
Drainase saya rasa PUH 25 untuk kota sudah maksimum
(begitulah kata Metcalf & Eddy!).
Nah, 3 hari lalu KLumpur banjir, padahal drainase mereka
di design dg PUH 50, luar biasa! Pasti duitnya gede buat
bangun saluran & rumah pompa! Gimana ndak banjir wong
dalam 3 jam datang hujan 900 mm (bandingkan dg 2500
mm/year!). Ironisnya, salah satu kantor yang kebanjiran
adalah kantor2 pengacara terkenal! Jadi bingung dan
marahlah pak Mahathir dan pak Sammy Vellu (Menteri PU)
Tapi ini secara literatur, marah setiap 50 tahun sekali!
Kita (masyarakat) marah berkali2, tetap aja ITS kebanjiran
setiap tahun.
di design dg PUH 50, luar biasa! Pasti duitnya gede buat
bangun saluran & rumah pompa! Gimana ndak banjir wong
dalam 3 jam datang hujan 900 mm (bandingkan dg 2500
mm/year!). Ironisnya, salah satu kantor yang kebanjiran
adalah kantor2 pengacara terkenal! Jadi bingung dan
marahlah pak Mahathir dan pak Sammy Vellu (Menteri PU)
Tapi ini secara literatur, marah setiap 50 tahun sekali!
Kita (masyarakat) marah berkali2, tetap aja ITS kebanjiran
setiap tahun.
Oh Tuhan, kapankah ilmu drainase ku benar2 bisa aku pakai?
Aku rindu proyekMu ya Tuhan, tetapi kok malah kamu kasih
banjir setiap tahunnya? Aku salah apa sih? Janganlah Kamu
berikan hujan PUH 5000.000 tahunan (?) seperti jaman Nabi
Nuh, karena ITS akan hilang dari peta dunia.
Aku rindu proyekMu ya Tuhan, tetapi kok malah kamu kasih
banjir setiap tahunnya? Aku salah apa sih? Janganlah Kamu
berikan hujan PUH 5000.000 tahunan (?) seperti jaman Nabi
Nuh, karena ITS akan hilang dari peta dunia.
wkwk seru banget kalo bayangin teoritis sama keyataan begini - gobyar
Komentar
Posting Komentar