Semakin bartambah umur ini memahami bahwa prioritas adalah dimana peran dan tanggung jawab harus diselesaikan sesuai urutan. Jika hidup terbagi dua tujuan (akhirat dan dunia), maka dahulukan akhirat. Memutuskan menikah pun, bukan berati mengesampingkan akhirat. Begitu sebaliknya. Semoga niat-niat yang hanya diri sendiri dan Allah yang paham ini, Allah buat romantis dan mampukan untuk mencapai ridaNya. Aamiin. Menyiapkan ketidakpastian bukan melulu buang waktu. menyiapkan SKD, TPA, IELTS cukup menguras energi, waktu dan uang, haha. Untuk semangat yang naik turun ini, semoga terus ditancapkan di diri, goalsnya apa. Esensinya apakah hanya sekedar gengsi atau untuk mencari kebermanfaatan. Menyiapkan ketidakpastian seyogyanya tidak meninggalkan asas iman, islam dan pancasila. Menyiapkan ketidakpastian bukan untuk sekedar mengisi waktu kosong tapi untuk menjadi ummat Rasul, yang minimal tidak merugikan diri dengan maksiat yang diperbuat sengaja maupun tidak. Yang minimal jadi lebih baik
Well, merindukan tempat dan ruang kadang bikin sedih (?). Perpindahan tempat sepatutnya tak mengubah diskusi serius dan candaan konyol kami. Namun, segala tugas mendadak nyatanya membuat kami adaptasi dan terus bertumbuh dengan tempaan lingkungan. Bagaimanapun misi kami, semoga aturan tetap pada syariat dan kami enjoy menjalaninya (sori, menjadi enjoy memang terkadang harus dipaksa bukan?). Jalani hari-hari dengan semangat ya, waktu takkan terulang. beri yang terbaik yang kamu mampu usahakan. Semangat!