Langsung ke konten utama

she`s

obrolan di siang hari.
sambil berjalan dari ruangan pojok kompleks. saya bersamanya akan selalu menemukan ucapan- yang meneguhkan prinsip. sederhana namun kompleks akan keindahan
... "jaman sekarang banyak pengingkaran janji"
"ha, pengingkaran apa ?"
"bayangkan saja, banyak orang mengumbar janji
       ____'nanti dateng jam 3 ya, bukunya mau tak balikin'
       _____________"iya"
       ===
       ____'eh besok rapat jam 4 sore setelah kelas mektan, ambil lpj di birokrasi ya'
       _____________"oke"
       ===
       ____'permisi mas, mau acc sertifikat- nanti ke kampus jam brapa ya ? '
       _____________"oke dek, jam satu ya. di sekret"
       ____'iya mas, trimakasi'
       ===
       _____________'selamat siang pak abidin, saya gita mahasiswa matakuliah bingo.maaf mengganggu apa       bisa saya bertemu untuk konsultasi mengenai karya ilmiah saya?'
       ____ 'iya mbak, temui di ruangan saya pukul 2 siang'


...sadar nggak sadar dengan mudah bilang iya-oke dengan ajakan / janji yang diberikan. coba bedakan ketika berjanji sama junior,senior bahkan dosen.pasti beda.

oh kalo janjian sama junior bisalah nanti molor,makan dulu aja gue lapar belum sarapan*
wah, janjian sama mas PH- mas nya ontime gak ya*
eh , mau janjian sama pak abidin nih -kudu ontime.kalo perlu dateng 20 menit sebelum jam janjian*

masih pilih-pilih kan ?
hho - coba deh belajar ONTIME,tepatin JANJI kapan pun-sama siapa pun


sempet shock juga sih ngobrol sama anak ini,pemikirannya bisa dijadiin inspirasi. hamasah guys !

Komentar

Postingan populer dari blog ini

harta dan ilmu

Suatu malam dalam gelisah, aku mencoba mengalihkan rasa cemas ini dengan scrolling ig. lalu aku menemukan sebuah postingan yang bercerita tentang pernikahan sebagai ajang perdagangan. Akan kutulis ulang disini: ::: dalam sebuah web, seorang wanita menyatakan dengan umur, kecantikan, dan seleranya yang tinggi berharap menikah dengan pria kaya yang berpenghasilan minimal $500 ribu/tahun (setara dengan 7 M).Ia menyebut dirinya tidak matre, tapi sangat realistis. dijawablah oleh salah seorang investor profesional dengan jawaban yang gokil abiez. ia menilai bahwa menikah dengan wanita ini adalah keputusan yang buruk karena menurutnya pernikahan bagi wanita adalah pertukaran antara kecantikan dan uang. Kelihatan adil dan cukup wajar, tapi ada permasalahan fatal di sini. "kecantikan anda akan sirna, tapi uang saya tidak akan hilang tanpa alasan yang jelas penghasilan saya akan naik dari tahun ke tahun, tapi kecantikan tidak akan menambah. Dari sudut pandang ekonominya disebut bahwa ekon

Yang dicari dalam pernikahan

  Tulisan ini sengaja dibuat untuk mencoba menarik garis merah tentang apa yang aku cari pada sebuah pernikahan. Di bulan Syawal, beberapa teman maju ke tahap itu (pernikahan). Ada rasa penasaran yang ada di benak dan otakku, apakah aku akan sampai di titik itu: menikah-menggandeng-menggendong-belajar sepanjang peran istri dan ibu sampai bertemu Rasulullah dg ridha ortu dan suami. Bukan, aku meyakini jodoh-rejeki dan umur sudah ditulis. Aku mengimani qadha' dan qadar yang selalu kusebut dalam doa, bahkan curhatan ke Allah dan Rasul saat menghabiskan penatnya lampu merah Surabaya. mungkin tepatnya aku penasaran di titik apa nanti aku meninggal dunia. Semoga keturunan shalih-shalihahku bisa meneruskan amalan dan memuliakan yang telah diajarkan gurunya, aamiin. Menganalisa diri untuk merasa siap maju ke pernikahan berkali terevalusi. Ada yang nambah list kriteria, juga menghapus yang tidak urgent.  Rupanya memfokuskan diri untuk mendapatkan apa yang sebenarnya kucari, nggak ada habisn

mengenal diri sebelum mengenal pasangan

Liburan April kemarin ( literally sampai sekarang belum selese bacanyaa, argh) buku Mars and Venus on a Date, diceritakan bagaimana menemukan pasangan yang cocok. Buku karya pak John Gray, PhD menemaniku memahami diri dan belajar psikologi hubungan lawan jenis. Thank you, sir ! Walaupun beberapa hal tetap ada yang disaring, tapi ini cukup worthed buat yang sudah ada prinsip untuk mengelola hubungan dengan baik. Bagaimana bereaksi terhadap harapan untuk memperoleh apa yang kita butuhkan dan menguji diri, serta bagaimana terlibat dalam suatu hubungan panjang.  Di dalamnya belio cerita bagaimana tahapan berpacaran, pola-pola hubungan (yang bahkan cinta dan fisik saja tidak cukup, perlu komitmen, bukti untuk menghidupkan sisi terbaik dalam diri, keterampilan komunikasi, mandiri, berkembang menjadi pribadi yang matang dan mandiri , pengendalian spiritual dan emosional). Jodoh pun tak pernah sempurna. Mereka tidak memiliki semua yang tercantum di daftar kualitas ideal yang sudah ditulis.