Langsung ke konten utama

Kebijakan, Sebuah Didikan menjadi Bijak


Kamu merasa nggak sih, ragam penyesuaian mulai terbentuk dengan adanya pandemi ini?

Dari yang sebelumnya perfeksionis menjadi selow, sebelumnya menitipkan anak agar tidak mengganggu rapat menjadi membebaskan anak bereksplorasi, sebelumnya senewen dengan hasil paper  ambigu tidak berkalimat efektif menjadi saling menyemangati. Bahkan yang sebelumnya ngitungi jam buat jadi pemalas bisa bebas malas dan bermanfaat dengan rabahan di kamar (a.k.a isolasi ODP di Rumah) sampai bosan jadi pemalas. Eh gimana tu rasanya, haha. Begitulah tekanan membentuk pribadi seorang. Semoga setelah masa pandemi ini berakhir, orang-orang jadi saling memahami dan penerimaan takdir. Manusia jadi mahir mengontrol emosi sampai menjadi awet bijak.

Ngobrolin bijak-kebijakan. Aku jadi teringat obrolan dengan teman tentang Kampus Merdeka. Sebuah kebijakan baru Menteri Pendidikan dan Budaya (MENDIKBUD) dalam upaya akselerasi perguruan tinggi menuntut ilmu lintas disiplin. Lalu apakah langkah ini bisa membuat seorang pasca campus bisa beradaptasi santun sesuai ajaran Tri Dharma Perguruan Tinggi ? Yuk, kita simak rangkuman kebijakan Kampus Merdeka ini. 


1.       Kampus berwewenang membuka program studi baru

Kebijakan ini berlaku bagi Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun  Perguruan Negeri  Swasta (PTS) yang memiliki akreditasi minimal B. sebelum adanya program ini, hanya PTN Berbadan Hukum (BH) yang memiliki hak. Syarat lainnya adalah pihak perguruan telah menjalin kerja sama dengan mitra nirlaba, perusahaan, institusi multilateral (universitas yang berperingkat top 100 QS dan bukan pada bidang kesehatan dan pendidikan). Terbaca seolah industri kampus sedang didirikan bukan ?

2.       Kegiatan akreditasi yang bersifat otomatis

Aku masih ingat betul bagaimana akreditasi menjadi momok sebuah pendidikan. Terlebih jika segala dokumentasinya masih belum tersusun rapih dan seolah dipaksa ada untuk memenuhi persyaratan. Sebelum adanya kebijakan ini, akreditasi dilakukan setiap lima tahun sekali. Kita tahu bahwa akreditasi akan sangat mempengaruhi nilai kredibilitas dan branding tentang bagaimana alumni atau proses kegiatan belajar dan mengajar di sebuah institusi berlangsung. Lalu kalau dibuat otomatis gini, kurasa Big Data akan menjadi kunci. Semuanya bakal menjadi serba  ber-barcode dan digital. Lalu apakah serta merta kebijakan ini membuat kondisi manusianya menjadi otomatis kredibel dalam  bersikap  (attitude) ?

3.       Permudah PTN Badan Layanan Umum (BLU) menjadi PTN BH

Saat ini, universitas yang menjadi PTN BH adalah mereka yang memiliki akreditasi kampus A. sebagai seorang yang sedang menjadi mahasiswi sebuah PTN BH, aku merasa bahwa dengan label ini seolah semua fasilitas yang diberikan kampus menjadi bervalue. Artinya, pinjam meminjam lokasi tidak lagi gratis. Semua berbayar. Yha, memang salah satu kelebihan yang ada pada sebuah PTN BH adalah doi bebas mengatur keuangannya. Jadi juga harus bertahan untuk memenuhi kebutuhan branding di kancah dunya.

4.       Perubahan Sistem Kredit Semester (SKS) tak lagi tentang nominal jam belajar, tetapi tentang  jam kegiatan.

Lalu apa bedanya ? dalam case ini aku setuju bahwa mahasiswa berhak mengambil mata kuliah diluar kurikulum dari  yang telah disusun program studi. Artinya, mahasiswa bisa banyak belajar dan bisa belajar lintas disiplin ilmu. Mahasiswa jadi bisa menggunakan kegiatan pertukaran pelajar, wirausaha, riset, KKN menjadi jam kegiatan. Kegiatan belajar mengajar ini menurutku dinamis dan akan seru. Bayangkan, jaman dulu ikut lomba sebegai riset diganjar SKEM/pengumpulan poin untuk kejar syarat yudisium. Dan mesti kejar kurikulum/mata kuliah yang notabene susah lulusnya. Nanti dengan kebijakan ini, bakal jadi mudah. Tapi kasian juga yang ngurusin bidang kurikulum program studi. Mesti think twice dalam bertindak biar adil dan jadi win-win solution bagi mahasiswa dan tim prodi, hehe.


Disadur dari media daring Kompas, Kampus Merdeka ini disebut menjadi salah satu program yang paling memungkinkan untuk segera dilakukan. Hal ini karena kebijakannya tidak sampai mengubah peraturan pemerintah maupuin undang-undang yang ada. Yah, begitulah kebijakan-kebijakan ditentukan oleh bagaimana pimpinan dilahirkan. Jadi, semoga kebijakan dari pemerintah  akan selalu mendidik anak bangsa bersikap baik.


 
Ing ngarsa sung tulada, Ing madya mangun karsa, Tut wuri handayani

Terus kejar mimpi dan lailatul qadr di sisa Ramadan 1441 H ini. Fighting!



#BERSEMADI

#HariKe-14

#DiRumahAja

#FLPSurabaya








Komentar

Postingan populer dari blog ini

aku rindu

hai ! nggak krasa sudah 3 bulan menuju ramadhan - aku rindu berkumpul bersama kalian ! bagaimana tidak, aku banyak belajar hal baru dengan bertemu kalian teman. ada yang bilang : beberapa dari kami menjadi manusia biru - sisanya manusia kuning. apapun warna kalian, aku menghargai kalian kini dan nanti 

hikmah hikmah Ramadhan 1434H

sudah dua hari luka di kaki itu mengering-nggak disentuh blas-sama sekali.khawatir malah infeksi ibu ngrekomendasiin buat ke dokter (sebenermya sejak awal jatuh uda disuru ke RS-tapi ibadnya ogah,saya pun juga nggamau diutik2). Berangkatlah saya,ibad dan ibu diantar taxi. kalo mau diceritain gimana rasa sakitnya-rasanya mashaAllah super krenyeng* buat jalan nggak bisa-nekuk jemari kaki ini otak udah mrintah neutron dan saraf- tapi si otot nggak mau gerak-blas. Alhasil dari kamar ke taxi dibopong ibu dan buya ^sweetParents :) UGD ... ini kali pertama. oh enggak  kali kedua dibawa ke UGD RS.Islam. Rumah sakit terdekat dari rumah, pun dulu buya (ayah) sempet kerja disana.istighfar bolak-balik akunya. habis ngga tega lihat pasien teriak-merintih kesakitan. setibanya turun dari taxi, enggan banget buat masuk ruang UGD.ngeri.wedi. gara-gara nggak bisa jalan normal-masuklah saya didorong kursi roda(**disini banget rasanya berdosa-dulu dulu punya dua kaki sehat tapi dipake jalan-jalan k...

Yang perlu dibawa untuk umroh

 Dapet panggilan Allah untuk langsung dipeluk itu rasanya senang sekali. Gamau lama-lama prepare langsung masukin gamis simpel, nyaman dan pengen cepet sampai hehe. Bagian menata hati yang perlu diasah jauh hari bahkan pas di titik jatuh. Here we go , apa saja yang perlu disiapkan untuk sowan Rasul dan ibadah ke Haramain. Tips ini bisa dikembangkan lagi sesuai kebutuhanmu, ya.  1. Bawa buku doa. Karena dapet panggilan, rasanya mau curhatin segala kehidupan. membawa buku curhat, hizb/majemuk/ratib yang biasa dibaca di keseharian sangat membantu untuk kembali merenungi apa yang dicari di dunia yang fana. Psst, bagi kalian yang bingung gaada rutinan dzikir, bisa download aplikasi Ba'alwi. Disitu lengkap banget doa tahajud, dhuha, diba' bahkan bacaan tawaf disertai artinya bikin meleleh pas memahami. Beberapa bacaan disertai arti, jadi makin mengingatkan diri kalo kita ini memang perlu banget menghamba. Selain berdoa, berharap dan bercerita, juga bisa murajaah langsung di depan Ka...