Dulu, aku pikir di rumah aja itu
adalah sebuah kegiatan yang membosankan. Kegiatan yang nggak bisa membuka
banyak masukan dari orang. Nggak ada diskusi atau guyonan yang saling
menguatkan satu sama lain. Di rumah aja, artinya aku berusaha sendiri. Fokus dengan
kerjaan diri sendiri. Ngobrol sendiri dan menanggulangi sendiri dengan banyak
membaca. Entah itu baca artikel atau buku yang lama menumpuk.
Ternyata, di rumah aja bisa
seseru apa yang nggak kamu bayangkan sebelumnya. Di rumah aja dengan WIFI dan gadget
sangat mendukung list kegiatan yang harus diselesaikan. Diskusi secara online, asistensi online yang sangat mencerahkan. Yah, meski terbatas waktu dan nggak
bisa munculin rasa kelegaan. Apa ya namanya, aku merasa kalo ngerjain dengan
gerakan itu bakal keinget sampai besok –besoknya lagi. Keinget awet. Ibarat dimarahin
karena hal sepele nggak bisa munculin mind
point di sebuah paragraf draf sampai nangis, aku jadi inget betul dan
nerapin ke setiap aku nulis paragraf tentang bagaimana menyusun kalimat agar
mudah dimengerti.
Di rumah aja, kita bisa bikin
kegiatan tetap produktif dengan ikutan challenge.
Challenge review jurnal, memasak, namatin bab 1 sampai bab 3 buat persiapan
asistensi, belajar presentasi lewat zoom biar efektif, belajar sama-sama bareng
teman yang bikin hari-harimu makin bermanfaat dan tetep dapet goals. Dan, disinilah #insipirasiramadan
#dirumahaja #flpsurabaya aku akan menantang diri untuk rajin menulis (disamping
ngerjain draf yang mau dikumpul tanggal 18 Mei). Wuuuuf, semoga niat baik akan sejalan dengan gerakan yang baik dan
akhir yang berkah.
Di tulisan hari pertama ini, aku akan
membahas tentang manajemen waktu. Pernah kecolongan waktu karena tiba-tiba malam,
tiba-tiba adzan subuh. Atau sering banget ngerasa gini ? hahaha. Aku sejak WFH
ngerasa gitu. Mungkin karena ngelakukan semua di rumah ya, jadi euforianya
flat. Sampai-sampai biar inget target hari ini aku bikin alarm tiap 3 jam. Alarm
yang nendang kaya “Heh, uda halaman berapa” “have u solved it?” “yaopo mene he”.
Karena ngga mau terus-terusan panik di detik terakhir (yhaa, mencoba belajar
terus untuk sesuai target, meski kadang masih kecolongan waktu). Ternyata ini
ada metodenya cuy, Time Log. Metode ini
berkonsep pada mencatat estimasi waktu. Berapa
waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan misi 1, misi 2 sampai seterusnya. Awalnya,
kayanya kita ngga tahu berapa waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan satu
misi. Tapi, nanti di satu pekan setelah merencanakan time log, kita jadi paham
sama progress diri. Butuh waktu berapa banyak untuk review satu jurnal, butuh berapa banyak untuk ngerangkum satu bab Metcalf
Eddy. Selain bisa fokus, metode time log ini bisa jadi nagih untuk
menyelesaikan banyak misi.
Untuk menyeimbangkan diri biar
nggak cepet burn out dan malah bikin stuck diem nggak ngerjain apa-apa. Jadwalkan
fun time. Hal ini berfungsi untuk
memunculkan efek antisipasi saat mood lagi
drop. Fun time ini bisa membuat diri enjoy
sama segala hal yang datang. Fun time
ini bentuknya ada banyak, bisa game, nonton film, main ukulele, piano, nyemil
atau random telfon teman.
Ramadan di rumah aja itu sangat
menguji iman untuk tidak doing fun time
berlebihan dan malah bisa membuat puasa jadi sia-sia. Mungkin, fun time saat Ramadan
bisa diisi dengan menyiapkan kudapan untuk buka, review kajian yang berbahasa perancis, ngepel atau maskeran
dingin-dingin. Hehe. Kewajiban puasa di
bulan Ramadan ini mengajarkan kita t
“Eat
frugally for a year and dress frugally for another, and you’ll find happiness
for ever” – Mo Gawdat’s mom
#BERSEMADI
#HariKe-1
#InspirasiRamadan
#DiAumahAja
#FLPSurabaya
#BERSEMADI
#HariKe-1
#InspirasiRamadan
#DiAumahAja
#FLPSurabaya
Komentar
Posting Komentar