Selepas sarjana beberapa ada yang
berjuang menjadi jobseeker, ada yang menyiapkan
TOEFL untuk melanjutkan studi abroad, dan ada yang menikah. Aku akan berusaha untuk tidak judging sebuah pilihan yang ideal dalam hidup orang. Karena sejauh
apapun kita berusaha, rejeki dan apa yang sedang dijalani adalah keputusan yang
Maha Kuasa.
Aku jadi ingat diskusi dengan
mbak Dii saat di selasar perpus.
Mbak Dii : “Setinggi apapun kamu
sekolah, itu bukan 100% tentang usahamu. Ada doa orang tua sampai nafasmu habis”.
Aku : “Wah mbak. Kasian dong yang
ngga punya orang tua sedari kecil”
Mbak Dii : “Lho jangan salah. Gurumu,
sesepuhmu di lingkungan mana pun, itu orang tuamu lho. Doa mereka diijabah
untukmu. Hayo, sini makanya salim
kalo ketemu aku. Hahaha ”
FYI, Mbak Di ini tertua di angkatanku.
Salim takdzim wolak-walik Mbak !
Kembali ke pembahasan pendidikan.
Apa sih tujuan pendidikan ?
Suatu sore, sambil menunggu
masakan iftar siap. Temenku mengirimi
aku sebuah video tentang kontroversi hari pendidikan. Di video itu, ada yang
curhat tentang keinginannya menjalani S2, tapi berpikir kalo S2 itu bikin susah
dapat kerja. Kenapa? karena bagi perusahaan, anak S2 itu over qualified atau mungkin mereka (si perusahaan) takut anak S2
kebanyakan ide sehingga jalan keluar dari map
line perusahaan. ada lagi yang curhat ingin S2 tapi kalo ujung-ujungnya
jadi ibu rumah tangga. Untuk apa ya sekolah ?
Aku akan menulis secara singkat
obrolan-obrolan hari itu. Pendidikan
membuat kita menjadi orang lebih baik. Artinya, ambil sekolah tidak perlu
takut. Coba renungkan, kalo sekolah menjadikan kita lebih baik, siapa sih yang
nggak mau merekrut orang yang lebih baik.
Dia (perusahaan) takut
karena setelah S2 jadi lebih banyak ide ?
Jawabannya mungkin, karena
faktanya setelah kita S2 kita jadi sok pinter ketika bicara pada orang.
Dia takut karena lulusan pasca pingin gaji lebih tinggi ?
Mungkin karena setelah kita S2 atau S3 kita akan menghargai diri jauh
lebih tinggi. Tiba-tiba merasa kehormatan dan imbalan harus lebih tinggi.
Mungkin itu semua terjadi, karena tiba-tiba kalo sudah pascasarjana
kita merasa bahwa pekerjaan remeh temeh tidak layak untuk dikerjakan lulusan
pascasarjana. Atau mungkin tiba-tiba kita mengklaster pekerjaan berdasarkan
gelar ?
Pertanyaan itu semua adalah
mungkin terjadi kalau kita berbuat, berbicara dan berfikir seperti itu.
Pendidikan akan menjadikan orang
lebih baik. Tapi gelar bisa membuat orang menjadi sombong atau mementingkan
dirinya. Eh, tunggu.
Lalu bagaimana jika setelah pascasarjana hanya menjadi ibu rumah tangga
?
Tidak ada yang sia-sia menjadi ibu rumah tangga yang lebih baik.
Kenapa kita jadi takut menjadi
lebih baik karena pendidikan? atau jangan-jangan pola pikir dangkal yang ada
di otak, bahwa pendidikan melulu tentang gelar, pekerjaan dan gaji? Wah, bakal
sia-sia dong kalo mikir begini.
Menjadi apapun kita setelah terdidik
nanti, ilmu dan karakter yang terbentuk nanti akan bermanfaat.
Tujuan pendidikan adalah untuk
mengganti kepala yang tadinya kosong, dengan yang terbuka. Bukan mengisi atau
menjejali kepala yang kosong dengan segala macam pengetahuan dan ilmu. Selamat hari Pendidikan!
Ujung akhir sebuah pendidikan adalah tentang keterbukaan pemikiran dan kerendahan hati.
#BERSEMADI
#HariKe-2
#InspirasiRamadan
#DiRumahAja
#FLPSurabaya
#HariKe-2
#InspirasiRamadan
#DiRumahAja
#FLPSurabaya
Komentar
Posting Komentar