Langsung ke konten utama

Penanggulangan sampah jika PDP rawat jalan

Menjaga pola hidup sehat sering diucapkan orang sekitar sejak pandemi ini mulai masuk Indonesia. Terlebih saat aktivitas kita jadi berpengaruh karenanya. Tim kesehatan di beberapa rumah sakit rujukan sudah bekerja maksimal untuk menyelesaikan misi. Faktanya, memang peralatan kesehatan dan tim tidak seimbang dengan masuknya pasien sehingga beberapa Pasien Dalam Pengawasan (PDP) ada yang dirawat jalan. Dari cerita teman dokter yang bekerja di RS, PDP yang dirawat di rumah adalah pasien yang memiliki gejala dan telah keluar hasil tes namun tidak terlalu membutuhkan  alat bantu seperti ventilator. Sehingga dokter hanya memberi obat seperti penurun panas, batuk dan pereda nyeri. Selain obat, pembiayaan rawat jalan maupun rawat inap telah diatur berdasarkan SK. Menteri Kesehatan nomor HK.01.07/MENKES/238/2020 tentang Petunjuk Teknis Klaim Penggantian Biaya Perawatan Pasien Penyakit Infeksi Emerging (PIE) Tertentu. Klaim ini hanya bisa dilakukan bagi 1) Orang Dalam Pemantauna (ODP) usia di atas 60 tahun dengan atau tanpa penyakit penyerta dan ODP usia kurang dari 60 tahun dengan penyakit penyerta, 2) PDP dan terakhir konfirmasi Covid-19. Dari link persi.or.id disebutkan kriteria ini berlaku bagi WNI dan WNA di lokasi pelayanan berupa rawat jalan dan rawat inap di rumah sakit rujukan dan rumah sakit lain.

Protokol RS yang ada, cukup ketat untuk menangani pasien. Bahkan strategi tentang buangan limbah dari kegiatan harian pun juga sangat diperhatikan. Hal ini tak lain dilakukan untuk menekan penularan yang terjadi dalam siklus kegiatan di rumah sakit. Virus Covid19 merupakan penyakit yang media penularannya bukan hanya melalui antar manusia, namun juga melalui benda mati. Dalam Webinar  yang dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dalam rangka Hari Bumi. Bumi kita sedang mengalami krisis yang besar terlebih pada kondisi pandemi ini. Aksi nyata yang telah dilakukan adalah adanya program PSBB yang membuat langit dan suhu kota lebih dingin. Namun, limbah masker dan plastik tetap menjadi sampah yang menumpuk. Untuk menangani ini, pihak Menteri Kesehatan dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan bekerja sama meringankan beban rumah sakit dalam hal ijin pengelolaan sampah medis atau Bahan Berbahaya dan Beracun (B3). Banyak teknologi yang sebelumnya telah disiapkan oleh beberapa rumah sakit rujukan (salah satu alasan mengapa Pemerintah menunjuk rumah sakit sebagai rujukan Covid19, karena kesiapan fasilitas dan teknologi).  Lalu bagaimana dengan sampah medis yang ada di tengah masyarakat PDP rawat jalan ?

Untuk mencegah penyebaran dalam rumah atau kampung, keluarga yang ada di rumah harus disiplin mensterilkan alat makan, pakaian bahkan sampah yang dihasilkan oleh pasien rawat jalan. Lalu bagaimana cara penanganan yang dilakukan keluarga ? berikut beberapa hal yang dapat dilakukan.

1.     Segera cuci dengan sabun pakaian PDP dan alat makan yang telah digunakan.
2.     Pisahkan sampah dari sumber PDP dan keluarga yang lain. Selain itu, pemisahan ini juga harus dilakukan antara sampah medis, kering dan basah.
a.      Pada sampah medis seperti masker yang sekali pakai, cuci dahulu masker sebelum dibuang, sterilkan dengan bayclin/desinfektan, keringkan dan potong-potong (pemotongan ini dilakukan untuk mencegah penggunaan kembali sampah masker oleh oknum luar).
b.     Sampah kering seperti bungkus obat yang telah dipegang PDP, bilas dengan desinfektan, keringkan dan pisahkan.
c.      Sampah basah seperti kulit pisang atau buah. Minimalkan timbulan sampah basah dari PDP. Jadi harus ada kerja sama yang terjalin antar keluarga untuk saling menghargai.
3.     Kedua kegiatan diatas, harus dilakukan dengan waspada oleh orang yang mengerjakan. Pastikan kondisi badan sehat bahagia dan aman dalam melakukan perlindungan diri untuk keluarga tersayang.

Penanganan yang dilakukan diatas sangat berfungsi untuk memutus rantai penularan ke tetangga, pengangkut sampah. Yah, meski Menteri Kesehatan sudah mengeluarkan SK untuk melindungi tim pengangkut sampah yang ada di Indonesia. bukankah mencegah lebih baik dari pada mengobati ? Yuk, hidup sehat untuk lebih khusyuk mengejar lailatul qadr di sisa Ramadan ini.


#BERSEMADI
#HariKe-13
#DiRumahAja
#FLPSurabaya


Komentar

Postingan populer dari blog ini

aku rindu

hai ! nggak krasa sudah 3 bulan menuju ramadhan - aku rindu berkumpul bersama kalian ! bagaimana tidak, aku banyak belajar hal baru dengan bertemu kalian teman. ada yang bilang : beberapa dari kami menjadi manusia biru - sisanya manusia kuning. apapun warna kalian, aku menghargai kalian kini dan nanti 

hikmah hikmah Ramadhan 1434H

sudah dua hari luka di kaki itu mengering-nggak disentuh blas-sama sekali.khawatir malah infeksi ibu ngrekomendasiin buat ke dokter (sebenermya sejak awal jatuh uda disuru ke RS-tapi ibadnya ogah,saya pun juga nggamau diutik2). Berangkatlah saya,ibad dan ibu diantar taxi. kalo mau diceritain gimana rasa sakitnya-rasanya mashaAllah super krenyeng* buat jalan nggak bisa-nekuk jemari kaki ini otak udah mrintah neutron dan saraf- tapi si otot nggak mau gerak-blas. Alhasil dari kamar ke taxi dibopong ibu dan buya ^sweetParents :) UGD ... ini kali pertama. oh enggak  kali kedua dibawa ke UGD RS.Islam. Rumah sakit terdekat dari rumah, pun dulu buya (ayah) sempet kerja disana.istighfar bolak-balik akunya. habis ngga tega lihat pasien teriak-merintih kesakitan. setibanya turun dari taxi, enggan banget buat masuk ruang UGD.ngeri.wedi. gara-gara nggak bisa jalan normal-masuklah saya didorong kursi roda(**disini banget rasanya berdosa-dulu dulu punya dua kaki sehat tapi dipake jalan-jalan k...

Yang perlu dibawa untuk umroh

 Dapet panggilan Allah untuk langsung dipeluk itu rasanya senang sekali. Gamau lama-lama prepare langsung masukin gamis simpel, nyaman dan pengen cepet sampai hehe. Bagian menata hati yang perlu diasah jauh hari bahkan pas di titik jatuh. Here we go , apa saja yang perlu disiapkan untuk sowan Rasul dan ibadah ke Haramain. Tips ini bisa dikembangkan lagi sesuai kebutuhanmu, ya.  1. Bawa buku doa. Karena dapet panggilan, rasanya mau curhatin segala kehidupan. membawa buku curhat, hizb/majemuk/ratib yang biasa dibaca di keseharian sangat membantu untuk kembali merenungi apa yang dicari di dunia yang fana. Psst, bagi kalian yang bingung gaada rutinan dzikir, bisa download aplikasi Ba'alwi. Disitu lengkap banget doa tahajud, dhuha, diba' bahkan bacaan tawaf disertai artinya bikin meleleh pas memahami. Beberapa bacaan disertai arti, jadi makin mengingatkan diri kalo kita ini memang perlu banget menghamba. Selain berdoa, berharap dan bercerita, juga bisa murajaah langsung di depan Ka...