Lebaran tinggal menghitung jari. Apa kabar target Ramadan? yuk semangat mengejar target. Kali ini aku akan menulis beberapa vibes lebaran ala rumahku. Meski 24 tahun cuman sekali merasakan euforia mudik, lebaran adalah pekan yang ditunggu selama 365 hari. Apa saja ? yuk cekidot!
1. Angpau
Hari ini aku keliling lintas bank yang ada di sepanjang jalan A.Yani Surabaya. Target menukarkan uang angpao untuk bocah. Dari 3 bank yang ada, 2 diantaranya tidak melayani penukaran uang kecil. Satu bank yang terkenal "Indonesia banget" sudah kehabisan stok. Cari akal deh buat tetep ngeramein lebaran meski nanti kirim angpaonya via e-money. Undangan Zoom buat sungkem di keluarga sedang dibikin. Hahaha gimana nanti sungkem ala Zoomnya ? Penasaran!
2. Gulai kambing
Kalo dibeberapa rumah masakannya ayam, di rumah diminimalisir makan ayam.
seringnya kambing digulai/kikil. Yha meskipun tidak begitu suka dengan menu
ini, aku menghargai bagaimana ibu begadang menyiapkan semuanya sebelum
berangkat shalat Ied.
3. Gelar tikar lebar-lebar
Pekan pertama Ramadan, selalu banyak yang dating ke rumah. Paman, bibi, uwak, encing, encang. ramai deh. Apalagi ponakan dan cucu berkumpul pamer mainan. Hahaha.
4. Bukhuur
Wewangi Bukhuur mulai dinyalakan sejak malam takbiran. Bau harumnya
memenuhi isi rumah. Nyem-nyem-nyem. Dulu aku nggak begitu suka system
pembakaran bukhuur ini, karena dia nggak dibakar sempurna, which is
bikin sesak nafas kalau nyiapin arangnya. Tapi makin ke sini, semakin
dirindukan.
5. Melinjo bawang putih
Beberapa hari sebelum takbiran, ibu membuat bumbu untuk diolesin ke keripik
melinjo. Bumbunya terdiri dari bawang putih, garam, gula. setelah satu-satu diolesin,
melinjo dijemur 3 harian dan selanjutnya digoreng.
6. Kue Spiku
Berbeda dari kue spiku yang notabene bolu. Spiku ala desa ibu adalah kue kukus berlapis coklat dan vanilla yang penuh kenari. beberapa kali coba ikutan bikin adonan spiku, nggak sabar ngukusnya. Wkwkwk. Ahya, tak lupa toping kismis di atasnya. Spiku ini bisa bertahan hingga 2 minggu di suhu normal lho !
7. Konvoi ke yang dituakan
Karena beberapa sudah pada menikah dan mayoritas kami hidup di Surabaya, kumpul
di rumah induk tak lagi seramai dulu. Agenda berkunjung ke paman dan bibi,
tetap ada meski nggak konvoi ramai-ramai lagi. Tahun ini libur konvoi ye,
hehe.
8. Bagi tugas bebersih
di malam hari
Pekan pertama, padat-padatnya orang yang berkunjung dan banyaknya suguhan.
membuat kami harus berbagi tugas sebelum tidur. Ada yang nyapu, buang sampah,
kora-kora. Sambil menunggu tamu pulang, tak jarang kami nonton film ramai-ramai
sambal camilin jajan.
9. Video call
Sejak anak ibu merantau dan ga bisa pulang, video call menjadi salah satu
rutinitas untuk berkabar. Dengan adanya pandemi ini, semuanya berkumpul online, semoga lekas membaik dan bisa
berjumpa lagi di silaturahmi selanjutnya.
10. Tidur pindang
Rumah ramai, TV selalu menjadi medan magnet untuk berkumpul. Meski kini
ponakan jago main gawai, beberapa dari kami tak jarang bergantian untuk
menonton Youtube disalurkan ke TV agar suara lebih bombastis.
11. Antri kamar mandi
Selain berbagi tugas domestik, dan berbagi mainan. Kami juga antri kamar mandi.
Hahaha. Nyatanya 3 kamar mandi masih kurang untuk 27 manusia yang ada di rumah
saat berkumpul. Wah, semoga kelak bisa umrah bersama dalam kondisi sehat untuk
beribadah dan sowan Rasul. Aamiin.
12. Menata sandal
Tak hanya dewasa yang bertugas, anak kecil pun diajarkan untuk mandiri. Merapikan
sandal depan pintu. Tugas siapa hari ini ? Menata sandal melatih anak untuk
gesit mencari pasangan dan menata rapih lho!
Itulah selusin vibes lebaran yang ada di rumah. Bagaimana dengan budaya rumahmu ?
#BERSEMADI
#HariKe-20
#DiRumahAja
#FLPSurabaya
#InspirasiRamadan
Komentar
Posting Komentar