Kali ini akan kutulis lanjutan kisah
wanita-wanita mulia Rasulullan untuk mengenang haul Sayyidah Aisyah (17
Ramadan). Artikel ini disadur dari kajian bersama Umi Fairuz Ar-Rahbini istri dari Buya Yahya di Podcast
beliau. Semoga dengan tulisan ini dapat
menjadikan kita untuk mengenal dan orang mencitai terhadap wanita yang dicintai
Rasulullah SAW. Sehingga kita diberikan ridha bertemu di kehidupan setelah
kematian nanti, Aamiin.
Sayyidah Aisyah dilahirkan oleh ibunda Ummu Rumman, sahabat
karib dari Sayyidah Khadijah (Istri pertama Rasulullah). Allah memberikan Sayyidah
Aisyah kelebihan sejak kecil dengan memberinya lingkungan yang baik. Beliau terlahir
setelah masa kenabian, sehingga tidak mengenal kemusyrikan. Ayah dan ibunya
adalah orang yang menjaga iman bersama Rasul. Saking baiknya pendirian
Sayyidah Aisyah, beliau dijuluki sebegai Shidiqqiyah binti As-shiddiq.
Sejak kecil, Nabi menyayangi sayyidah Aisyah karena
kecerdasannya dank arena saat itu Aisyah adalah anak dari sahabatnya. Rasa sayang
ini dititipkan Allah sebelum Nabi mendapat wahyu untuk menikahi beliau. Suatu hari
Nabi diberi isyarat dengan bertemunya Nabi dengan malaikat Jibril. Saat itu
malaikat jibril datang membawa kain yang didalamnya ada gambar wajahnya Sayyidah
Aisyah. Dua kali Nabi bermimpi isyarat itu, malaikat jibril berkata “Ya,
Rasulallah inilah istrimu di dunia dan akhirat”.
Sepeninggal nabi ditinggal wafat Sayyidah Khadijah, salah
seorang sahabat bernama Khlolah bin Hakim menawarkan Nabi untuk menikah dengan Sayyidah
Khadijah. Mendengar kabar itu dari Khlolah, Abu Bakar cukup bahagia namun ragu
karena tiga alasan, diantaranya: Di zaman jahiliyah, anak dari sahabat dianggap
anak dari saudara sehingga tidak layak untuk dinikahi. Kedua, saat itu Sayyidah
Aisyah pernah dilamar oleh Jubair Ibn Mut’im bin Aly (seorang dari keluarga
kafir suku Quraisy yang akhirnya masuk
islam setelah membantu Rasulullah di perjanjian Hudaybiyyah) dan yang ketiga
Sayyidah Khadijah masih kecil. Ketiga keraguan itu disampaikan oleh Kholah
kepada Rasulullah. Rasul menjawab bahwa Abu bakar adalah saudaraku dalam islam
artinya, tidak ada hubungan secara kekerabatan. Sehingga Aisyah halal untuk
dinikahi. Terkait umurnya, Rasulullah menyampaikan bahwa Allah memilihkan
Aisyah untuknya. Mendengar jawaban Rasulullah, Abu bakar mantap menyetujui
jawaban Rasulullah dan memutuskan untuk menolak Jubair dan menerima Rasulullah
untuk menikah dengan putrinya.
Istri
ketiga Rasulullah ini adalah Wanita paling muda umurnya. Pada usia 6 tahun Sayyidah
Aisyah dan Rasulullah melaksanakan akad. Setelah akad, Rasul hijrah ke Madinah
bersama ayahanda Sayyidah Aisyah (Abu Bakar As-Shiddiq) dan tiga tahun kemudian melangsungkan resepsi sekaligus open house bersama Sayyidah Aisyah di kota Madinah. Sayyidah Aisyah tumbuh dengan cerdas dan baik
saat menjadi istri dan dididik oleh
Rasulullah. Adapun hikmah yang dapat dipetik diantaranya :
1. Sayyidah Aisyah
menjadi sumber ilmu untuk kaum muslimin sepeninggal Rasullah, terlebih pada
bidang ilmu tentang keluarga dan feqih.
2. Adab berdoa kepada
Allah adalah menyebut asmaul husna dan menyerahkan segalanya kepada Allah.
3. Sayyidah Aisyah
menjadi yang paling dicintai Rasulullah karena beliau turut menumbuhkan didikan
pada Aisyah saat masih kecil.
Sungguh besar cinta Rasulullah kepada Sayyidah Aisyah. Semoga
kita bisa belajar bagaimana Sayyidah Aisyah bersikap terhadap Rasulullah dan
kerabat yang lain.
#BERSEMADI
#HariKe-11
#DiRumahAja
#FLPSurabaya
Komentar
Posting Komentar